PTPN III dan reNIKOLA Kembangkan Proyek Energi Terbarukan CBG Senilai 240 Juta Dolar AS
PalmCo menandatangani Kerjasama Pembangunan Build Own Operate Transfer (BOOT) untuk proyek Compressed Biomethane Gas (CBG) di Indonesia.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM — Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo menandatangani Kerjasama Pembangunan Build Own Operate Transfer (BOOT) untuk proyek Compressed Biomethane Gas (CBG) dengan PT reNIKOLA Primer Energi yang merupakan perusahan joint venture reNIKOLA Grup Malaysia.
Memulai pembangunan CBG perdana di Pabrik Kelapa Sawit Tinjowan PTPN IV di Sumatera Utara, reNIKOLA melalui PT RPE berencana membangun 40 fasilitas serupa di PKS PalmCo dengan total investasi mencapai 240 juta USD.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menyebutkan kerjasama ini sejalan dengan visi PTPN untuk terus berkontribusi dalam upaya-upaya membangun circular economy yang tidak hanya berfokus pada revenue namun juga menaruh konsentrasi tinggi terhadap kelestarian lingkungan.
“Kerjasama ini merupakan tindaklanjut MoU yang telah ditandatangani tahun lalu. Insya Allah akan menjadi salah satu pembuka jalan bagi Indonesia dan Malaysia, untuk bersama-sama menggesa dekarbonisasi, membangun circular economy, dan menciptakan bumi yang aman ditinggali oleh anak cucu kita nanti,” kata Jatmiko dalam keterangan persnya, Selasa (20/8/2024).
CBG merupakan energi baru terbarukan yang bersumber dari limbah cair hasil pengolahan minyak sawit.
Unit CBG di PKS Tinjowan PTPN IV tersebut akan menghasilkan energi sebesar 161 ribu MMBTU/millions of british thermal units pertahun dan diperhitungkan mampu menyerap 30 ribu ton Karbon yang merupakan sumber emisi Gas Rumah Kaca.
“Jika PT RPE dan reNIKOLA mampu membangun 40 CBG di PalmCo, maka kita akan mampu menghasilkan 6.4 juta MMBTU yang dapat digunakan di dalam negeri sebagai ketahanan energi, sekaligus mampu menyerap 680 ribu ton karbon/CO2 equivalen per tahun sebagai upaya dekarbonisasi,” bebernya.
Jatmiko berharap melalui kerjasama ini, Indonesia dan Malaysia selaku dua negara produsen terbesar CPO dunia yang sama-sama menyatakan patuh kepada Paris Agreement 2015.
Baca juga: Anak Usaha Pertamina Kembangkan Energi Terbarukan di Bangladesh
Yakni, traktat internasional yang mengawal negara-negara untuk mengurani emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lain untuk membatasi pemanasan global, dapat menjadikan proyek BOOT antara PalmCo dan reNIKOLA sebagai percontohan bagi pelaku industri lainnya.
“Harapannya, PalmCo dapat berkontribusi mendukung akselerasi penurunan emisi hingga 40 persen di tahun 2030 dan net zero emission bahkan lebih cepat dari tahun 2060,” tukas Jatmiko.
Chairman reNIKOLA Grup Malaysia Tan Sri Ir (Dr) Mohamed Al Amin Abdul Majid menyebutkan pada awal tahun ini, reNIKOLA Group Malaysia mendirikan perusahaan induk di Indonesia, PT reNIKOLA Energi Nusantara (PT REN).
Baca juga: Purnomo Yusgiantoro: Dukungan Pentahelix Dibutuhkan untuk Riset Energi Terbarukan
Selanjutnya, perusahaan patungan (JV) dibentuk dengan PT Primer Hijau Energi (PT PHE), perusahaan lokal yang berkomitmen untuk mendorong solusi energi berkelanjutan dan berkontribusi pada tujuan energi terbarukan Indonesia, dan menghasilkan pendirian PT reNIKOLA Primer Energi (PT RPE), entitas yang kemudian bertanggung jawab dalam pelaksanaan BOOT dengan PTPN.
Menurutnya reNIKOLA Group berencana melaksanakan 40 proyek inisiatif energi terbarukan selama tiga tahun ke depan, melibatkan total investasi lebih dari 240 juta USD. Tujuan ambisius ini dilakukan bersama dengan B.Grimm Power, salah satu produsen energi terbarukan terbesar di dunia dengan pengalaman lebih dari 145 tahun.
“B.Grimm Power, yang memegang saham 45 persen di reNIKOLA Holding Sdn. Bhd., memberikan dukungan teknis dan finansial berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan dan umur panjang proyek-proyek ini," ujarnya.
reNIKOLA memanfaatkan keahlian teknis tim teknik internalnya, dengan mendedikasikan dirinya untuk menerapkan praktik teknik terbaik sesuai dengan peraturan Indonesia.
“Kami berdedikasi memajukan teknologi yang secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong transisi ke sumber energi yang lebih bersih,” tambahnya.
Pihaknya menyatakan siap berkolaborasi lebih lanjut dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia