BUMN Karya Lakukan Hal Ini Cegah Praktik Suap
Kesadaran dalam mengimplementasikan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) menjadi hal krusial dan fundamental.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pencegahan praktik suap di lingkungan perusahaan dilakukan dengan berbagai cara, baik secara teknologi maupun pengawasan secara ketat.
Misalnya, perusahaan pelat merah di sektor karya, yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016 yang telah disertifikasi oleh Badan Sertifikasi Asricert sejak 2020 lalu.
Pada tahun sama, Waskita Karya juga membentuk Tim Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan.
Pengurus dan karyawan perusahaan juga dibekali dengan prinsip 4 Tol, yakni Tolak Penyuapan, Tolak Komisi, Tolak Pemberian, serta Tolak Jamuan.
Baca juga: KPK Periksa Anggota DPR Sadarestuwati Terkait Kasus Suap di Lingkungan DJKA Kemenhub
Untuk memastikan implementasi sistem tersebut, perseroan melakukan Resertifikasi SMAP dan kembali diaudit oleh Asricert selama tiga hari.
Corporate Secretary WSKT Ermy Puspa Yunita menjelaskan, guna menjamin kesinambungan perusahaan dalam mengimplementasikan SMAP, perlu evaluasi atau peninjauan ulang secara berkala untuk memastikan keefektifan sistem itu.
Waskita pun menggelar Closing Meeting Audit Resertifikasi ISO 37001:2016 (Sistem Manajemen Anti Penyuapan) Tahun 2024, yang dihadiri jajaran Direksi dan Dewan Komisaris.
“Diharapkan lewat audit itu manajemen dapat menerima berbagai masukan penting dalam melaksanakan tata kelola yang baik. Ini tidak hanya diterapkan oleh perusahaan induk melainkan semua anak usaha,” ujarnya dikutip dari Kontan, Minggu (25/8/2024).
Menurutnya, kesadaran dalam mengimplementasikan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) menjadi hal krusial dan fundamental guna melindungi kepentingan perusahaan dan pemegang saham.
Waskita juga berupaya terus menerapkan GCG yang terintegrasi dengan pengelolaan kepatuhan, manajemen risiko, dan pengendalian internal.
Langkah tersebut ditempuh agar perseroan memiliki pengetahuan dan kapabilitas guna mengelola Governance, Risk, and Compliance (GRC).
“Kami meyakini penerapan GCG yang konsisten akan memperkokoh kepercayaan serta meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya,” tuturnya.
Selain penerapan SMAP, ada beberapa upaya lain yang dilakukan Waskita demi mencegah praktik suap terjadi.
Pertama, dalam hal pengadaan barang dan jasa, perusahaan mengimplementasikan sistem pengadaan barang dan jasa lewat aplikasi Waskita Application Vendor Excellence (WAVE).
Kedua, dalam proses pembayaran, perseroan sudah tidak menggunakan metode pembayaran tunai atau cash, melainkan dengan sistem pembayaran sentralisasi.
Ketiga, diterapkan Four Eyes Principal dalam penyelenggaraan manajemen risiko dan manajemen operasional lainnya.
Keempat, WSKT membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi dan Whistleblowing System (WBS).
“Four Eyes Principal dan WBS itu berfungsi sebagai pengawas sekaligus sistem pelaporan pelanggaran. (Pulina Nityakanti/Kontan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Ini Cara Waskita Karya (WSKT) Cegah Praktik Suap