BPS: Inflasi Tahunan di Agustus 2024 Sebesar 2,12 Persen
Inflasi tahunan didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 3,39 persen dan memberikan andil inflasi 0,96 persen.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, tingkat inflasi tahunan pada Agustus 2024 sebesar 2,12 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 103,86 pada Agustus 2023 menjadi 106,06 pada Agustus 2024.
"Inflasi tahunan Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada 2023," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam Rilis BPS, Senin (2/9/2024).
Pudji mengatakan, inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 3,39 persen dan memberikan andil inflasi 0,96 persen.
Baca juga: Jokowi Bacakan RAPBN 2025: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen, Inflasi Dirancang 2,5 Persen
"Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah beras dan sigaret kretek mesin, masing-masing memberikan andil sebesar 0,43 persen dan 0,12 persen," ujarnya.
Pudji menyebut, komoditas lain yang memberikan andil inflasi yang cukup besar yakni cabai rawit, kopi bubuk dan gula pasir. Komoditas lain yang turut memberikan andil signifikan adalah emas perhiasan sebesar 0,30 persen dan bensin sebesar 0,06 persen.
Berdasarkan catatan BPS, komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,02 persen. Komponen ini memberikan andil inflasi terbesar dan berkontribusi sebesar 1,30 persen terhadap inflasi Agustus 2024.
"Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah emas perhiasan, kopi bubuk, gula pasir, nasi dengan lauk, biaya sewa rumah dan minyak goreng," tuturnya.
Kemudian, komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 1,68 persen. Komponen ini memberikan andil 0,33 persen dan komoditas yang dominan adalah sigaret kretek mesin, sigaret kretek tangan dan sigaret putih mesin.
Sedangkan, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 3,04 persen dengan andil 0,49 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah beras, cabai rawit dan kentang.