Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

9,45 Juta Masyarakat Kelas Menengah Turun Kasta, Pasar Otomotif Terancam Ambles

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 9,5 juta jiwa yang masuk golongan menengah turun kasta selama lima tahun terakhir.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 9,45 Juta Masyarakat Kelas Menengah Turun Kasta, Pasar Otomotif Terancam Ambles
Istimewa
9,45 Juta Masyarakat Kelas Menengah Turun Kasta, Pasar Otomotif Terancam Ambles 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 9,5 juta jiwa yang masuk golongan menengah turun kasta selama lima tahun terakhir.

Pada 2019 jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta jiwa. Jumlahnya menurun ke angka 48,27 juta penduduk atau 17,44 persen pada 2023.

Selanjutnya pada 2024, BPS melaporkan penurunan masyarakat kelas menengah sebanyak 17,13 persen menjadi 47,85 juta.

Baca juga: Pertahankan Angka Kelas Menengah, Menaker Nilai Jaminan Sosial Harus Terus Dikucurkan

Artinya, dalam rentang lima tahun terakhir ada sebanyak 9,48 juta penduduk kelas menengah yang tercatat turun kelas.

Pengamat Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan proses kemelaratan 9,5 juta penduduk berpengaruh ke pasar otomotif nasional.

"Jelas berpengaruh, karena pangsa pasar otomotif terbesar di seluruh dunia itu middle income. Middle income di Indonesia ini harusnya ke up bukan ke down. Terasa harga kebutuhan mulai mahal, take home (pendapatan) nggak nambah-nambah," tutur Martinus saat Media Diskusi Bioetanol dan FFV Test Drive di Karawang Plant, Karawang, Jawa Barat, Kamis (5/9/2024).

Berita Rekomendasi

Masyarakat kelas menengah menjadi pangsa pasar utama industri otomotif, sebab kebanyakan pembeli pertama mobil datang dari kelas ini.

Dengan turunnya kelas masyarakat juga akan berdampak pada pertumbuhan industri otomotif. Menurut Martinus, terhitung sudah 15 tahun penjualan mobil terus turun setiap tahunnya akibat kian sulitnya harga mobil dijangkau masyarakat.

"Mobil masuk ke barang tersier yang harganya mahal dan kreditnya makin susah, karena harga-harga naik dan duit masyarakat habis untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi PPN akan naik jadi 12 persen. Kita sudah 15 tahun terakhir penjualan mobil turun terus," ucapnya.

Baca juga: Bahas Masyarakat Kelas Menengah, Menko Airlangga Dialog Bersama Chairul Tanjung hingga Bakrie

Martinus menambahkan, penjualan mobil di tahun ini kemungkinan tidak akan mencapai angka 1 juta unit. Namun menyentuh angka 900.000 unit dirasa cukup baik.

"Kita turun terus turun terus. Tahun ini saja diprediksi bisa nembus 900.000 unit sudah hebat," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas