Kemenperin Bentuk Perluasan Pasar Dengan Sagu Expo di Pusat Perbelanjaan Sarinah
Indonesia memiliki potensi lahan sagu mencapai 5,5 juta Ha atau 85 persen dari total potensi luas lahan sagu di seluruh dunia.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki potensi lahan sagu mencapai 5,5 juta Ha atau 85 persen dari total potensi luas lahan sagu di seluruh dunia. Sayangnya, Indonesia bukanlah eksportir pati sagu terbesar di dunia, melainkan Malaysia.
Dalam upaya mendorong pengembangan tepung sagu dan berbagai olahannya, Kementerian Perindustrian menyelenggarakan pameran Sagu Expo: Pameran, Eksplorasi, Kompetisi dan Kreasi Produk Olahan Sagu di Pusat Perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, mulai 2-6 Oktober 2024.
Baca juga: Menperin Agus Gumiwang Sebut RI Punya Lahan Sagu Terbesar di Dunia Tapi Ekspor Kalah dari Malaysia
Sagu Expo diikuti 16 pelaku usaha pengolahan sagu yang berasal dari berbagai provinsi, diantaranya Riau, Bangka Belitung dan Papua.
Selain itu, ada pula talkshow akan menghadirkan 18 narasumber dari instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, praktisi/pakar kuliner dan Industri Pengolahan Sagu, serta kompetisi, demo pengolahan dan kreasi produk olahan sagu.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan Sagu Expo menjadi langkah pengenalan produk olahannya untuk meningkatkan pemahaman ke masyarakat.
"Untuk mengenalkan dan meningkatkan awareness masyarakat maupun para stakeholders tentang potensi dan pentingnya hilirisasi sagu, serta ragam produk olahan sagu. Semoga kegiatan ini dapat menjadi jembatan percepatan pengembangan industri sagu dan menciptakan peluang kerja sama yang lebih baik dalam upaya peningkatan kinerja industri nasional," tutur Agus saat membuka pameran Sagu Expo di Sarinah, Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika, mengatakan di balik berbagai tantangan dalam pengembangan industri sagu, terdapat peluang besar.
"Industri sagu bisa menjadi salah satu pilar perekonomian nasional yang berkelanjutan dan ramah lingkungan terutama karena dapat mengurangi emisi khususnya karbon," ungkap Putu.