Menhub Budi Karya Sumadi: Dampak Positif Pemerintahan Jokowi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak menampik, awalnya banyak yang menolak pembangunan transportasi modern.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak menampik, awalnya banyak yang menolak pembangunan transportasi modern.
Seiring berjalannya waktu, transportasi khusus perkeretaapian mendapat respon publik dan mengalami kenaikan signifikan.
"Kita cukup puas dengan KRL, sekarang ini satu hari itu bisa lebih dari 1 juta yang bergerak menggunakan KRL. Lebih dari 1 juta, jumlah yang itu masih. Kalau MRT, LRT masih dalam ratusan ribu, tapi itu pun cukup banyak," kata Menhub Budi saat wawancara khusus dengan Tribunnews, Sabtu (5/10/2024).
Baca juga: Anak Usaha Krakatau Steel Resmikan Tiga Proyek Strategis
Ia menegaskan, pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun ini memberikan dampak positif terhadap kesan dari negara-negara maju.
Sehingga menurutnya, pertemuan antar Menteri di negara maju seperti China, Jepang dan Korea itu bisa berjalan. Hal ini kata Menhub Budi sebelumnya sulit dilakukan sebelum pemerintahan Presiden Jokowi.
"Dulu ya ketika masa-masa yang lalu, kalau kita ke negara-negara yang klasifikasinya itu lebih makmur dan sebagainya, kita itu sulit untuk ketemu menteri. Kalau sekarang ya kita ke China, ya ketemu menteri transportasi negara sebesar itu. Dia mau berdiskusi sama kita," kata Menhub Budi
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelumnya merilis kinerja sektor transportasi khusus sektor perkeretaapian dalam 10 tahun pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sejak 2015 sampai 2024.Sepanjang 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, Kemenhub telah membangun 55 jalur KA dan melakukan rehabilitasi 25 jalur KA.
Lalu untuk khusus di dalam kota, melakukan pembangunan LRT Jabodebek dengan lintas pelayanan Cibubur - Cawang, Cawang - Dukuh Atas dan Cawang - Bekasi Timur. LRT Jabodebek memiliki 18 stasiun dan rata-rata penumpang dalam satu hari bisa mencapai 42.647 orang.
Kemudian, angkutan perkotaan modern seperti MRT Jakarta yang berhasil menarik penumpang sebanyak 33.496.540 orang di tahun 2023 lalu. MRT Jakarta memiliki 13 stasiun dan terdiri dari 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah.
"MRT dan LRT masih kurang (penumpang), masih ada ruang-ruang kosong yang bisa dimiliki, katakanlah penuhnya itu cuma pagi saja. Pagi jam 6, habis jam 8, jam setengah 9, setelah itu kosong," paparnya.
"Nah, ini memang butuh satu manajemen tertentu yang dibutuhkan agar maksimalisasi daripada angkutan masalah perkotaan itu terjadi," imbuhnya menegaskan.
Baca juga: Bertemu dengan Presiden Marcos, Prabowo Sebut Filipina Mitra Strategis di Bidang Pertahanan
Selanjutnya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan lintas pelayanan di Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar. Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang saat ini dinamakan Whoosh memiliki kecepatan 350 Km/H dengan waktu tempuh hanya 36 hingga 45 menit sampai di Bandung.
Volume penumpang Whoosh sejak awal beroperasi pada 17 Oktober 2023 hingga kini terus mengalami peningkatan positif. Dari rata-rata volume berkisar di angka 9 ribu penumpang per hari, kini volume rata-rata penumpang harian telah meningkat dengan volume tertinggi mencapai 24 ribu penumpang per hari pada Juli 2024.