Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pertumbuhan Ekonomi Era Prabowo Ditargetkan 8 Persen, Dradjad Wibowo: Mengandalkan Sektor Swasta 

Perlu adanya perubahan dari regulasi dan birokrasi karena sejauh ini pertumbuhan ekonomi di sektor swasta itu stagnan di 5 persen. 

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pertumbuhan Ekonomi Era Prabowo Ditargetkan 8 Persen, Dradjad Wibowo: Mengandalkan Sektor Swasta 
Tribunnews/JEPRIMA
Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Dradjad Wibowo berpandangan, target pertumbuhan ekonomi era presiden terpilih Prabowo yang sebesar 8 persen bisa dicapai melalui dorongan dari sektor swasta.

"Jelas untuk mencapai pertumbuhan tinggi itu kita perlu mengandalkan pertumbuhan di sektor swasta," kata Dradjad di Hotel Le Meridien Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Dradjad menyatakan, pertumbuhan ekonomi di sektor swasta itu bukan hanya melalui business as usual. Melainkan perlu adanya perubahan dari regulasi dan birokrasi. Sebab dia menilai, sejauh ini pertumbuhan ekonomi di sektor swasta itu stagnan di 5 persen. 

"Makanya kami ketika kampanye menargetkan 6-7 persen. 8 persen itu bukan rata-rata, tapi 8 persen itu adalah kita berusaha sekali di dalam salah satu dari tahun sampai 2029 itu bisa mencapai 8 persen. Average-nya 6-7 persen. Andalan nya memang mau tidak mau harus dari swasta," papar dia.

Baca juga: Kadin Beberkan Cara Agar Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Pemerintahan Prabowo Bisa Dicapai 

Menurut Dradjad, pemerintahan dewasa ini terlalu banyak menggunakan regulasi sehingga sistem birokrasinya terlalu gemuk. Dia mengatakan bahwa di era pemerintahan Prabowo mendatang dirancang untuk pembentukan lembaga baru.

"Karena kita ada badan gizi, ada lagi badan penerimaan. Jadi nambahnya karena ada badan, kemudian ada kementerian. Tapi disesuaikan dengan skoper masalahnya. Cuma di internal, satu persatu kementerian dan lembaga kita harapkan ada di birokratisasi dan diregulasi supaya swasta ini bisa maju cepat," terangnya.

Berita Rekomendasi

Meski begitu, Dradjad mengaku bahwa akan ada time gap yang panjang menyoal penyederhanaan regulasi dalam sistem birokrasi itu. Sehingga, pada jangka waktu tersebut pendorong ekonomi untuk sektor swasta bisa melalui belanja negara.

"Nah, selama proses ini, ada time gap ini, selama ada gap ini, itu mau gak mau yang harus step in adalah belanjaan negara. Yang memang ada di bawah kendali pemerintah. Jadi investasi dan belanjaan negara, kalau kita lihat agregat expenditures ya, jadi pengeluaran pemerintah dan investasi, itu kita harapkan nanti dia yang akan men-trigger private consumption," papar dia.

Sebelumnya, Presiden terpilih RI Prabowo Subianto optimis ekonomi Indonesia mampu mencapai pertumbuhan hingga 8 persen dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun ke depan.

Hal itu disampaikan Prabowo saat menghadiri Qatar Economic Forum di Doha, Rabu, (15/4/2024). Dalam acara itu, Prabowo didampingi oleh wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo ditanya soal proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mampu dicapai dalam 5 tahun kepemimpinannya nanti.

"Saya sangat yakin, saya sudah berbicara dengan para pakar dan mempelajari angkanya. Saya yakin kita dapat dengan mudah mencapai 8 persen. Saya bertekad melampauinya," kata Prabowo.

“Ya mungkin (harapannya) bisa (terwujud) dalam dua tiga tahun ke depan," lanjutnya.

Kemudian, Prabowo juga mengatakan kebijakan hilirisasi akan menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ke depan. Prabowo mengatakan hilirisasi masih akan membutuhkan waktu beberapa tahun.

Ia pun menyorot salah satu aspek yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun pertama pemerintahannya ialah dengan pertanian dan pangan (produksi dan distribusi) serta energi.

"Kita ingin go-green dengan cara yang sangat cepat. Kita ingin memproduksi diesel dari minyak kelapa sawit dan ini akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat," ungkap Prabowo.

"Selama ini kita mengimpor 20 miliar dolar AS setiap tahun untuk diesel. Jadi, dapat dibayangkan penghematan yang akan kita dapat jika kita beralih ke biofuel," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas