Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tak Tunggu Masa Tambang Emas Selesai, Bumi Suksesindo Berhasil Reklamasi 77 Hektare Lahan Sejak 2016

BSI juga menanam tanaman khusus seperti Multi Plustery Species (MPTS) yang biasa digunakan sebagai makanan bagi satwa.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Tak Tunggu Masa Tambang Emas Selesai, Bumi Suksesindo Berhasil Reklamasi 77 Hektare Lahan Sejak 2016
Endrapta Pramudhiaz
Pusat persemaian atau nursery di kawasan Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bumi Suksesindo (BSI), tidak menunggu hingga masa tambang di Tujuh Bukit selesai untuk mulai merehabilitasi dan mereklamasi lahan mereka.

BSI mengoperasikan Tambang Emas Tujuh Bukit yang terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Sejak 2016 hingga Oktober 2024, BSI telah berhasil mereklamasi lahan tambang emas mereka seluas 77,3 hektare.

Baca juga: Anak Usaha Merdeka Copper Gold Bidik Produksi Emas-Perak 120 Ribu Ounces di Tahun Ini

Supervisor Environmental PT BSI Rizki Marlinda mengungkap total tanaman yang ditanam mencapai 66.184 pohon.

"60 persen itu terdiri dari tanaman lokal," katanya kepada awak media di Tambang Emas Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur, dikutip Sabtu (26/10/2024).

Tanaman lokal itu, kata Rizki, berasal dari Gunung Tumpang Pitu, lalu ada yang sebagian ditanam menggunakan biji dan stek.

BERITA REKOMENDASI

Beberapa jenis tanaman yang ditanam termasuk bayur, walangan, dan vikus.

Selain itu, BSI juga menanam tanaman khusus seperti Multi Plustery Species (MPTS) yang biasa digunakan sebagai makanan bagi satwa di area tersebut, termasuk burung rangkong.

"Jadi selain tanaman, kayunya juga ada buahnya bisa digunakan untuk makan satwa. Termasuk itu kan rumahnya (burung) rangkong, itu buah-buahnya juga untuk makanan itu," ujar Rizki.

Rizki menjelaskan bahwa proses reklamasi dilakukan secara progresif.

Begitu ada lokasi yang sudah tidak terganggu, reklamasi langsung dilaksanakan untuk mengurangi erosi.


"Jadi awalnya kita cover crop, setelah penataan lahan final, setelah topsoil ya, kita cover crop. Setelah itu kita tanam tanaman pionir. Masuk tahun kedua, kita tanam tanaman sisipan yang mayoritas itu tanaman lokal," ucap Rizki.

Dalam sehari, Tim BSI yang bertugas dalam reklamasi dapat menanam hingga 200 pohon.

Adapun untuk rencana reklamasi itu akan keluar setiap tahunnya, di mana pada 2024 ini ditargetkan sekitar 6 hektare.

Di Tambang Emas Tujuh Bukit, BSI juga memiliki tempat untuk memproduksi tanaman yang akan digunakan untuk reklamasi ini sendiri.

Tempat produksi itu memiliki berbagai fasilitas, di antaranya kantor, gudang benih, gudang pupuk, greenhouse, dan area untuk memproses tanaman hingga siap tanam. Ada juga mixing house untuk memproduksi polybag.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas