Pemakaian QRIS Dorong Transparansi Bisnis
Kalangan pengusaha gula kini mulai menggunakan QRIS untuk transaksi digital karena membuat bisnis lebih transparan.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Trans Digital Cemerlang dan (TDC) Asosiasi Gula Indonesia (AGI) melihat penggunaan transaksi digital menjadi keharusan, termasuk penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Tenaga Ahli AGI Yadi Yusriadi mengatakan, kalangan pengusaha gula kini mulai menggunakan QRIS untuk transaksi digital karena membuat bisnis lebih transparan.
Yadi menerangkan, transaksi digital merupakan tuntutan zaman.
Apalagi, kini perkembangan transaksi di dunia saat ini, lebih nyaman menggunakan cashless atau sistem pembayaran non tunai.
"Hal ini sudah mulai dilakukan dalam industri gula pada penjualan gula maupun hasil tebu petani yang digiling ke pabrik gula. Semua proses transaksi digital," ujar Yadi di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Penggunaan QRIS misalnya. Sistem tersebut memungkinkan pembayaran digital yang lebih cepat dan efisien bagi banyak merchant di seluruh Indonesia.
Kini, berbagai pihak yang terlibat dalam ekosistem pembayaran digital berupaya menjaga kualitas layanan dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku."Penggunaan QRIS umumnya untuk transaksi langsung secara fisik untuk pembayaran," tuturnya.
Di industri gula, kata Yadi, pada proses produksi dikenal barcode yang dibawa sopir truk untuk dapat masuk dalam proses giling.
Demikian juga truk yang mengisi bbm solar bersubsidi menggunakan QRIS untuk transaksinya. "Dampaknya, jejak digital terekam, bisnis lebih transparan, lebih mudah, dan meminimalis penyimpangan," kata Yadi.
Yadi melihat penggunaan transaksi digital, maupun QRIS kini menjadi sesuatu yang berkembang pesat. Namun, di sisi lain, perlu ditingkatkan sosialisasi dan keamanan bagi para pengguna.
"Saat ini teknologi digital sudah tersedia, tinggal sosialisasi dan keamanan sistem maupun user yang perlu dijaga. Insya Allah akan berkembang pesat," tutur Yadi.
Direktur Utama PT TDC, Indra sepakat digitalisasi transaksi membuat bisnis lebih transparan.
“Karena biasanya ada keterangan arus masuk dan keluar uang. Dan bisa dicek kapan saja sesuai keinginan pengguna. Jadi tidak lagi mengira –ngira sudah untung atau belum. Semua tertera secara tertulis,” ujarnya,
Ia mencontohkan produk aplikasi Posku Lite yang memiliki fitur Kasirku. Fitur itu menyediakan riwayat transaksi penjualan, harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
Baca juga: Ketergantungan Warga Terhadap QRIS Semakin Tinggi, Sosialisasi Perlu Dimaksimalkan