Resmi Beroperasi di Indonesia, VTI Garap Industri Pertahanan dan Kedirgantaraan Berbasis AI
Industri pertahanan global diperkirakan mencapai nilai lebih dari 1 triliun dolar AS dalam dekade mendatang.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan anak bangsa yang terjun di bisnis teknologi tinggi di bidang kedirgantaraan dan pertahanan perlahan terus bertambah.
PT Vertikal Teknologi Inovasi (VTI) resmi beroperasi di Indonesia yang bergerak di bidang pengembangan sistem propulsi pesawat, teknologi drone berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk pengawasan dan pengintaian, serta sistem airborne dan countermeasures bagi pesawat jet.
Perusahaan ini didirikan Oki Earlivan sebagai Chief Executive Officer (CEO) yang mengenyam pendidikan di University of Oxford dan pengalaman bidang teknologi dan strategi bisnis global bersama Sunanto Ajidarmo yang duduk sebagai Chief Technology Officer (CTO) dan selama ini dikenal sebagai pakar bidang pertahanan dan keamanan, serta Wisnu Badri Dewantoro sebagai Chief Financial Officer (CFO).
Baca juga: Perkuat Kemitraan Industri Pertahanan, Transfer Teknologi Pembuatan Amunisi dan Artileri Disiapkan
CEO VTI Oki Earlivan mengatakan, perusahaannya berupaya mendorong dan memperkuat kemandirian teknologi pertahanan nasional dan bersaing di pasar global, serta bertekad menjadi pemimpin di sektor teknologi pertahanan dan dirgantara dengan inovasi canggih yang fokus pada keamanan dan efisiensi serta menjawab tantangan geopolitik global.
"Industri pertahanan global diperkirakan mencapai nilai lebih dari 1 triliun dolar AS dalam dekade mendatang, didorong peningkatan kebutuhan keamanan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, potensi pasar semakin besar, seiring program modernisasi pertahanan nasional dan kebutuhan pengawasan wilayah yang efisien," ujar Oki di Jakarta dikutip Minggu (17/11/2024).
Untuk mendorong pengembangan riset, prototyping, dan pemasaran produk inovatif, pihaknya merencanakan fund raising sebesar 20 juta dolar AS sebagai seed funding.
Dana itu digunakan untuk mempercepat riset dan pengembangan teknologi utama perusahaan, termasuk pengembangan produk berbasis AI dan sistem propelan canggih serta mendukung strategi pemasaran domestik dan global.
"Kami melihat peluang besar sektor ini pada pasar domestik dan global, dengan meningkatnya kebutuhan atas solusi pertahanan yang cerdas dan adaptif. Dengan penggalangan dana US$20 juta, kami siap berinvestasi dalam riset dan prototyping sebagai dasar produk unggulan kami," ujarnya.
"Penggalangan dana juga diharapkan memperkuat ekosistem riset di dalam negeri dan memperluas kolaborasi dengan mitra strategis dunia," katanya.
CTO PT VTI Sunanto Ajidarmo mengatakan di dunia pertahanan yang semakin kompleks, keunggulan teknologi adalah kunci.
"Kami berkomitmen mengembangkan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Teknologi berbasiskan AI dan sistem decoy untuk pesawat jet bertujuan memberikan perlindungan maksimal dalam situasi yang menantang," kata Sunanto.
Pihaknya optimistis dapat menghadirkan inovasi yang signifikan di industri ini. "Apalagi, sebagai negara non-blok dan bebas aktif, Indonesia amat berpotensi jadi pemain strategis yang berperan aktif dalam industri dirgantara dan pertahanan di regional," pungkasnya.
Duduk sebagai komisaris VTI adalah Rudi Poespoprodjo, pakar teknologi berkelanjutan dan pertahanan serta pengalaman luas pada teknologi dan keamanan.
Rudi diyakini mampu memberikan panduan strategis bagi perusahaan untuk memastikan produk efektif dan selaras dengan prinsip keberlanjutan.
"Kami mengundang investor yang tertarik berpartisipasi pada perjalanan transformasi ini. Dengan keyakinan teknologi pertahanan dan dirgantara akan menjadi pilar utama dalam industri masa depan," kata dia.