Nilai Transaksi E-commerce Indonesia Tahun Ini Diproyeksikan Tembus Rp 487 Triliun
Sektor e-commerce menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital, tumbuh 11 persen menjadi GMV 65 miliar dolar AS atau Rp 1.025 triliun pada tahun.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memproyeksi nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada tahun ini mencapai Rp 487 triliun.
Tahun lalu, nilai transaksi e-commerce mencapai Rp 453 triliun. Pada 2024 ini diproyeksi meningkat sebesar 2,8 persen.
"Pada tahun 2023, nilai transaksi e-commerce mencapai Rp 453 triliun dan diproyeksikan tumbuh 2,8 persen menjadi Rp 487 triliun pada tahun 2024," kata Budi dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Selain peningkatan transaksi, Budi menyebut penetrasi produk lokal dalam ekosistem e-commerce juga mengalami perkembangan pesat.
Pada Program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) tahun 2023, konsumsi produk lokal terdorong secara signifikan.
"Harbolnas berhasil mendorong konsumsi produk lokal secara signifikan di antaranya 59 persen pakaian olahrga, 49 persen produk perawatan, dan 38 persen produk kosmetik," ujar Budi.
Adapun berdasarkan laporan terbaru yang dilakukan Google bersama Temasek dan Bain & Company bernama e-Conomy SEA 2024, e-commerce menjadi kontributor terbesar sektor ekonomi digital RI.
Menurut e-Conomy SEA 2024, ekonomi digital Indonesia akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 90 miliar dolar AS atau setara Rp 1.420 triliun kurs saat ini, pada tahun 2024.
Angkanya naik 13 persen dibandingkan tahun 2023, sekaligus menjadikannya GMV terbesar di Asia Tenggara.
Gross Merchandise Value (GMV) merupakan pendapatan marketplace dari hasil belanja total masyarakat Indonesia. Makin besar GMV, berarti marketplace tersebut makin sering digunakan.
Sektor e-commerce masih menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi digital Indonesia, tumbuh 11 persen menjadi GMV 65 miliar dolar AS atau Rp 1.025 triliun pada tahun 2024.
Baca juga: Ekonomi Pulih Tapi Nilai Transaksi E-Commerce Cenderung Turun di 2023, Apa Pemicunya?
Pertumbuhan ini seiring dengan terus berinovasinya platform e-commerce besar yang juga menawarkan fitur-fitur baru seperti video commerce untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam berbelanja.
Indonesia sendiri merupakan pasar dengan pertumbuhan tercepat kedua terkait jumlah video yang diupload kreator, dengan peningkatan CAGR sebesar 16 persen dari tahun 2022 hingga 2024.
Country Director Google Indonesia Veronica Utami mengungkap, seiring berkembangnya lanskap digital, Google melihat video commerce dan ekonomi kreator terus bertumbuh.
Baca juga: Platform E-commerce Lagi Dipantau, Ketahuan Jual iPhone 16 dan Google Pixel Akan Ditindak
"Komunitas kreator video yang berkembang pesat di Indonesia, yang merupakan komunitas dengan pertumbuhan tercepat kedua di kawasan ini setelah Singapura, menandakan potensi besar yang dimiliki Indonesia di bidang ini," tutur Vero dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/11/2024).