Arab Saudi Luncurkan Kesepakatan Investasi Strategis di Inisiatif Ketahanan Rantai Pasok Global
Penyelenggaraan Konferensi Investasi Sedunia di Hotel Fairmont, Riyadh, dihadiri 300 lebih para pemangku kepentingan terkemuka dunia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Investasi dan Kementerian Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi (KSA) berupaya meningkatkan peran penting kerajaan dalam perekonomian global dan sekaligus menarik investasi di Inisiatif Ketahanan Rantai Pasokan Global (GSCRI).
Upaya tersebut digaungkan KSA melalui penyelenggaraan Konferensi Investasi Sedunia pada Selasa, 26 November 2024 di Hotel Fairmont, Riyadh.
Kegiatan ini dihadiri 300 lebih para pemangku kepentingan terkemuka dunia, acara ini menjadi sangat penting platform untuk menampilkan kontribusi GSCRI terhadap kegiatan ekonomi dan arus investasi global.
Event ini juga sekaligus menunjukkan inisiatif strategis KSA untuk memantapkan posisinya dalam rantai nilai global.
Mereka yang hadir di penyelenggaraan event ini diantaranya, Menteri Investasi KSA Yang Mulia Khalid Al-Falih, Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral KSA Yang Mulia Bandar Al-Khorayef dan Menteri Negara dan Sekretaris Jenderal Komite Lokalisasi dan Neraca Pembayaran, Yang Mulia Hamad Al Al-Sheikh.
Sejumlah pemimpin sektor publik dan swasta serta investor global juga berpartisipasi di kegiatan ini.
GSCRI adalah program nasional KSA yang diluncurkan pada tahun 2022 sebagai bagian dari Program Nasional Strategi Investasi Arab Saudi untuk memperkuat ketahanan
Rantai Pasokan Global, dengan memanfaatkan keunggulan kompetitif KSA termasuk
energi hijaunya yang berlimpah dan hemat biaya, serta lokasi geografisnya yang strategis.
Program ini juga diharapkan bisa menarik investasi berorientasi ekspor skala dunia senilai SAR 150 miliar di 2030 mendatang.
Selama setahun terakhir, program GSCRI telah berkolaborasi dengan berbagai pihak di KSA dan para pemangku kepentingan global untuk mencapai 95+ kesepakatan senilai SAR 190 miliar lebih, yang mencakup lebih dari 25 nilai rantai pasok.
Baca juga: Turki dan Arab Saudi Rajut Kemesraan Lewat Bisnis dan Investasi
Kegiatan ini menghasilkan 9 kesepakatan investasi dengan nilai total mencapai SAR
35 miliar lebih mencakup proyek peleburan, pemurnian, dan tembaga batangan, fasilitas produksi dengan Vedanta, proyek Titanium dengan Advanced Metals Industries Cluster (AMIC) dan Tasnee, dan fasilitas pemrosesan Elemen Tanah Langka dengan Hastings.
Perjanjian penting lainnya adalah investasi pabrik aluminium setengah jadi dengan Red Sea Aluminium, bersama dengan pabrik Aluminium Foil Rolling dengan Tahweel.
Kesepakatan investasi lainnya yang diumumkan adalah peluang peleburan seng dengan Moxico Ajlan & Bros Mining Company, pabrik peleburan logam dan logam dasar dengan Ajlan & Bros dan Platinum Group, pabrik smelter seng dan ekstraksi lithium carbonate dan pemurnian tembaga dengan Zijin Group.
Baca juga: Atase Perdagangan RI di Riyadh: Produk Indonesia Diminati Masyarakat Arab Saudi
Investasi penting lainnya berkisar pada fasilitas manufaktur canggih Glasspoint, sebagai langkah awal dalam membangun industri panas matahari terbesar di dunia.
"Hari ini kami berkumpul untuk merayakan tonggak penting program GSCRI bersama kami investor dan mitra, saat kami mengumumkan sembilan kesepakatan yang akan membantu meningkatkan akses Kerajaan terhadap bahan-bahan penting, memajukan kemampuan manufaktur dalam negeri, dan memperkuat keberlanjutan dan partisipasi keseluruhan dalam rantai pasokan global," ujar Menteri Investasi KSA Yang Mulia Khalid Al-Falih.
Selama diskusi panel, Dr. Ali Al-Khatib, Wakil Presiden Eksekutif untuk Dirgantara dan Kelautan di NIDC, menyoroti peran Kerajaan Arab Saudi dalam menarik investasi di bidang industri dan upaya KSA menjadikan negaranya sebagai pusat ketahanan dan inovasi rantai pasokan global.
Hanns-Peter Knaebel, Presiden Smart Health menyoroti peran investasi dalam membina kolaborasi dan memungkinkan integrasi Kerajaan ke dalam rantai pasokan global, terutama dalam rantai pasokan layanan kesehatan dan teknologi kedokteran
Dia menilai, Kerajaan Arab Saudi kini semakin mengintegrasikan diri ke dalam rantai nilai global dan memperkuat posisinya sebagai negara tujuan investasi industri utma dan sekaligus menjadi pendorong dalam transformasi rantai pasokan global.