Tiga Kinerja Subsektor Industri Meningkat Karena Proyek SPKLU dan Pilkada
Persiapan Natal dan Tahun Baru atau biasa disebut Nataru juga mempengaruhi meningkatnya kinerja
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Kepercayaan Industri (IKI) November 2024 naik 0,20 poin ke angka 52,95 poin dibandingkan dengan bulan Oktober 2024. Jumlahnya juga meningkat 0,52 poin dibandingkan dengan November tahun 2023.
Menguatnya nilai IKI dipastikan karena bergairahnya pasar domestik. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, IKI bulan November ini ditopang peningkatan nilai pada tiga subsektor, yaitu subsektor Industri Peralatan Listrik, Industri Minuman, serta Industri Pencetakan dan Media Reproduksi.
Baca juga: Indonesia Jajaki Pasar Turki untuk Genjot Ekspor Produk Industri Halal
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menyampaikan, beberapa proyek di PLN dan Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada menjadi pemicu ketiga subsektor naik.
"Penyelesaian proyek PLN di akhir tahun dan peningkatan pengadaan peralatan pengisi daya baterai atau charger untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk kendaraan listrik diduga mendorong peningkatan kinerja industri peralatan listrik ini," tutur Febri dalam keterangan, Kamis (28/11/2024).
Berbeda dengan Industri Peralatan Listrik, peningkatan kinerja Industri Minuman, serta Industri Pencetakan dan Media Reproduksi ditopang oleh penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) seluruh Indonesia pada akhir bulan November ini.
Persiapan Natal dan Tahun Baru atau biasa disebut Nataru juga mempengaruhi meningkatnya kinerja Industri Minuman.
Namun demikian, terdapat dua subsektor mengalami kontraksi yaitu Industri Pengolahan Lainnya dan Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan.
Industri Pengolahan Lainnya didominasi oleh produk ekspor seperti bulu mata palsu, perhiasan, mainan anak, peralatan olah raga dan alat musik yang mengalami penurunan ekspor akibat perlambatan ekonomi negara tujuan ekspor.
Berbeda dengan subsektor Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan, kontraksi terjadi diduga akibat penurunan permintaan domestik akibat peningkatan efisiensi yang dilakukan selama posisi ketidakpastian global dalam.
Di sisi lain, Tim Analis IKI telah mencoba menganalisis lebih dalam nilai IKI berdasarkan orientasi pasar dari industri manufaktur.
Secara garis besar, dapat digambarkan bahwa IKI dari industri berorientasi pasar domestik memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan IKI berorientasi ekspor.
IKI untuk perusahaan yang berorientasi ekspor sebesar 52,39, sedangkan IKI berorientasi domestik sebesar 53,33.
Lebih detail, ekspansi nilai IKI November 2204 yang berorientasi domestik ditopang oleh 20 subsektor yang mengalami ekspansi.
Sedangkan subsektor yang mengalami kontraksi pada IKI berorientasi domestik adalah Industri Pengolahan Tembakau, Industri Pengolahan Lainnya, serta Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan.