Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Porang Indonesia Diminati China, Satu Perusahaan Akan Ekspor 50.000 Ton/Tahun 

Pada tahun 2020, produksi umbi porang lokal mencapai 142.000 ton dari luas lahan 19.950 hektare. 

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Porang Indonesia Diminati China, Satu Perusahaan Akan Ekspor 50.000 Ton/Tahun 
KOMPAS.com/Muhlis Al Alawi
Ilustrasi petani porang 

 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

TRIBUNNEWS.COM - Potensi komoditas porang di Indonesia sangat tinggi. Pada tahun 2020, produksi umbi porang lokal mencapai 142.000 ton dari luas lahan 19.950 hektare. 

Sementara pada tahun ini, pemerintah menargetkan produksi umbi porang mencapai 600.000 ton dari luas lahan 100.000 hektare. 

Bahan pangan kaya nutrisi ini juga mulai dilirik pasar luar negeri. China menjadi negara yang tertarik dengan hasil porang olahan Indonesia.

Baca juga: Santap Siang Bareng Jokowi: Ganjar Makan Banyak, Prabowo Pilih Lontong, Anies Ambil Nasi Porang

Potensi ekspor porang ditangkap serius oleh industri dengan penandatanganan MoU antara PT Agrobisnis Komoditas Indonesia (Agrasi) dengan GuangXi Huapin Agriculutral Technology, Co., Ltd.

Kerja sama antara kedua entitas bisnis tersebut berfokus pada pengembangan rantai nilai industri porang, dimana PT Agrobisnis Komoditas Indonesia (Agrasi) sepakat untuk mengekspor serpih (chip) porang sebanyak 50.000 ton per-tahun untuk memenuhi kebutuhan GuangXi Huapin Agriculutral Technology, Co., Ltd.

Berita Rekomendasi

"Kerja sama antara Agrasi dan Huapin ini tidak hanya terkait penjualan serpih porang, namun kedua belah pihak berkomitmen untuk melakukan pengembangan rantai pasok dan industri hilir porang di Indonesia," tutur Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, Jumat (29/11/2024).

Putu menjelaskan, pada tahap awal kerja sama ini, sebanyak 21 Industri Kecil dan Menengah (IKM) telah mendapatkan bantuan dibantu fasilitas produksi berupa mesin pengering serpih porang.

"Targetnya, di tahun 2028 akan terlaksana transfer teknologi dan produksi tepung glukomanan sesuai spesifikasi industri di Indonesia," imbuh Putu.

Sebelumnya, pada 4 Januari 2024 di Jakarta, kedua belah pihak juga telah menandatangani kontrak kerja sama dalam proses jual beli serpih porang selama enam tahun (2024-2030) sebanyak 25.000 ton per-tahun.

Selanjutnya, pada 26 November 2024, terjadi kesepakatan lagi untuk peningkatan jual beli, dari 25.000 ton menjadi 50.000 ton per-tahun. 

Baca juga: Hilirisasi Porang Terus Digenjot untuk Tingkatkan Nilai Tambah dan Perluas Pasar

"Peningkatan jumlah ekspor serpih porang ini juga diiringi fasilitasi mesin pengering ber-TKDN yang akan digunakan oleh para pelaku IKM di sentra produksi porang," ucap Putu.

Menurutnya, kerja sama Agrasi dan Huapin diharapkan dapat menjaga stabilitas harga bahan baku porang secara contract farming di kisaran Rp 4.000-Rp 4.500 per-kilogram.

Stabilitas harga porang ini penting untuk menjaga motivasi petani untuk menanam porang, sehingga pasokan bahan baku dapat terpenuhi secara berkesinambungan.

"Harapannya pada tahun 2030, terbangun industri pemurnian glukomanan 95 persen di Indonesia dan Indonesia menjadi salah satu pionir utama industri glukomanan global," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas