Pemda Diminta Utamakan Warga Lokal Bekerja di Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara
Pemda dan PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) diminta prioritaskan warga setempat kerja di proyek pembangunan Bandara Internasional Bali Utara.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi PKB MPR yang juga Anggota Komisi IX DPR, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, meminta Pemerintah Daerah dan PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) memprioritaskan warga setempat bisa bekerja saat proyek pembangunan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) dimulai.
“Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) ini akan membuka 200 ribu lebih lapangan kerja baru, karena itu warga sekitar harus menjadi prioritas mengisi lapangan kerja itu," kata Neng Eem, dikutip Jumat (13/12/2024).
Angka 200 ribu lebih lapangan kerja baru dari dampak pembangunan bandara ini diungkap Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo, beberapa waktu lalu.
Karena itu, menurut Neng Eem, proyek pembangunan BIBU ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat Bali, dan juga diharapkan dapat menyeimbangan perekonomian Bali yang selama ini lebih terkonsentrasi di kawasan selatan.
“Saya yakin pembukaan Bandara Internasional ini akan membuat Bali Utara menjadi pusat ekonomi baru, apalagi posisi bandara ini sangat strategis”, jelasnya.
Perhatian terhadap BIBU ini sudah sejak lama disuarakan Neng Eem saat masih menjadi Anggota Komisi V DPR RI periode 2019-2024 yang membidangi masalah perhubungan.
Neng Eem bahkan sempat beberapa kali berkunjung ke lokasi rencana proyek BIBU.
Baca juga: Kepada Gibran, Tokoh Masyarakat Bali Keluhkan Soal Ketimpangan Pemerataan Pembangunan di Bali Utara
Seperti diketahui, proyek pembangunan BIBU ini akan segera terealisasi menyusul adanya Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani antara PT. Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) dengan ChangYe Construction Group.
Dari kerja sama itu, PT BIBU mendapatkan investasi 3 miliar dolar AS atau sekitar Rp.50 triliun dari perusahaan konstruksi asal China untuk membangun Bandara Internasional Bali Utara.
Penandatangan kerja sama tersebut dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, China, pada tanggal 8 November 2024 lalu.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia