PT IMIP Evaluasi K3 Pasca Insiden Kecelakaan Kerja di Smelter ITSS Morowali
PT IMIP mengevaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 pasca insiden tungku smelter PT ITSS akhir tahun lalu.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Namun, kata Dedy, kecelakaan kerja itu bukan diakibatkan oleh ledakan, melainkan hal lain.
"Itu benar. Namun sekali lagi kami tegaskan bahwa itu terjadi bukan karena ledakan, melainkan semburan uap panas ketika karyawan melakukan pembersihan terak baja yang terdapat di lantai pabrik,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (14/6/2024).
Dedy menjelaskan, kejadian itu berawal ketika sejumlah karyawan sedang melakukan pembersihan lantai pabrik dari ceceran terak baja.
Guna mempermudah proses pembersihan, dilakukan pemotongan terak baja tersebut.
Usai dipotong, tiba-tiba salah seorang karyawan menyiram air pada terak baja yang baru saja dipotong dengan maksud untuk mempercepat proses pendinginan.
Akibatnya, terjadi semburan uap panas dan mengenai dua orang karyawan. Dua karyawan PT ITSS itu pun dilarikan ke Klinik IMIP usai terkena uap panas ferronickel sekitar pukul 22.00 WITA.
Sebelumnya, Serikat Buruh Indistri, Pertambamgan dan Energi (SBIPE) IMIP Morowali menyebut ada ledakan ulang di tungku Feronikel di PT ITSS yang terjadi pada 13 Juni 2024 pukul 22.00 WITA
Ada dua orang buruh bernama Jekmaryono dan Yudarlan yang menjadi korban dari kecelakaan kerja tersebut.
Ketua SBIPE IMIP Morowali, Henry menyayangkan adanya ledakan ulang tersebut.
Ia meminta dilakukan audit menyeluruh melalui tim independen yang melibatkan serikat buruh, sebagaimana yang telah diminta saat tragedi ITSS pada Desember 2023.