WTC Bhubaneswar: Nilai Perdagangan India-Indonesia Berpotensi Naik hingga 50 Miliar Dolar AS di 2026
Saat ini Indonesia merupakan mitra perdagangan terbesar ke-8 bagi India.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- World Trade Center (WTC) Bhubaneswar menyampaikan, India dan Indonesia memiliki hubungan yang kuat dalam bidang perdagangan, pariwisata, dan interaksi antarwarga.
Chairman WTC Mumbai, Board Member WTCA, & WTC Bhubaneswar Vijay Kalantri menyampaikan India dan Indonesia memiliki hubungan budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Karena itu, perdagangan bilateral antara kedua negara bisa terus ditingkatkan dari saat ini, yang hanya sekitar 29 miliar dolar AS.
"Padahal potensi untuk meningkat hingga 50 miliar dolar AS dalam dua tahun ke depan (2026) sangat besar," ujarnya dalam konferensi pers, dikutip Sabtu (21/12/2024).
Baca juga: Hilirisasi Kemiri, BUMDes Ngada Siap Ekspor ke Sejumlah Negara
Dia melihat, peluncuran penerbangan langsung akan semakin mendorong pertukaran perdagangan, pariwisata, pendidikan, dan investasi antara kedua negara.
Selain itu, kedua negara harus lebih giat mempromosikan pariwisata, pernikahan tujuan, serta situs-situs budaya dan warisan untuk meningkatkan lebih lanjut pertukaran antarwarga.
"India telah menandatangani perjanjian strategis dengan Indonesia, yang akan membuka banyak peluang baru untuk kolaborasi. Saat ini, Indonesia merupakan mitra perdagangan terbesar ke-8 bagi India. Namun, ada potensi besar untuk meningkatkan perdagangan bilateral," terang Vijay Kalantri.
Chairman WTC Bhubaneswar Captain Somesh Batra berujar, India menduduki peringkat kedua dalam hal jumlah penduduk, sementara Indonesia berada di peringkat keempat.
Menurutnya, India perlu melanjutkan kembali negosiasi perjanjian perdagangan dengan Indonesia yang pertama kali dimulai pada 2011.
"India memiliki potensi ekspor yang belum dimanfaatkan sebesar 7 miliar dolar AS ke Indonesia. Kedua negara juga perlu menyelesaikan perdagangan menggunakan mata uang lokal," katanya.
Assistant Director, MVIRDC - World Trade Center (WTC) Bhubaneswar Nimeshika Natarajan melihat perlunya mendorong perdagangan di sektor farmasi, tekstil, batubara, pertambangan, otomotif, perhiasan, elektronik, mesin, dan sektor lainnya.
"Indonesia dapat berkontribusi pada visi ekonomi India untuk mencapai 5 triliun dolar AS pada tahun 2027 dan 40 triliun dolar AS pada tahun 2047. Sementara itu, India dapat berkontribusi pada visi Indonesia Emas untuk menjadi ekonomi maju pada tahun 2045," tambah Nimeshika.
Vice President World Trade Centers Association (WTCA) Asia Pacific, Scott Wang menerangkan, pihaknya memiliki jaringan global utama yang mengintegrasikan fasilitas dan layanan perdagangan internasional.
"Jaringan kami mencakup lebih dari 300 kota besar di lebih dari 100 negara, melayani jutaan bisnis di seluruh dunia. Kami unik karena memiliki lisensi untuk merek WTC secara global," ujarnya.
Sedangkan, jaringan WTCA di India terdiri dari lebih dari 40 World Trade Centers, menunjukkan dukungan dan layanan signifikan yang diberikan di seluruh wilayah.
"Kami memiliki kehadiran yang signifikan di pasar properti komersial, khususnya di kalangan pengembang properti komersial, yang merupakan sebagian besar anggota kami," imbuhnya.
Selain itu, ucap Wang, WTCA juga sangat aktif di bisnis pusat konvensi dan pameran, yang dikenal dengan nama MICE. Dia mencontohkan, di Asia Tenggara, WTCA memiliki beberapa anggota Pusat MICE yang mapan, termasuk di Metro Manila, Kuala Lumpur, dan Vietnam.
"Selama lima tahun terakhir, termasuk selama pandemi, kami telah menambah anggota baru dari sektor taman industri. Ini adalah area yang kami harapkan untuk berkembang, terutama di wilayah Asia Pasifik, yang memiliki sekitar 1.600 taman industri," tambah Wang.
Secara global, WTCA memiliki lebih dari 15.000 staf WTCA yang bekerja di seluruh jaringan. Di antaranya mencakup lebih dari 300 kota dan pusat perdagangan utama di hampir 100 negara.
"Di wilayah Asia Pasifik saja, kami memiliki 97 pusat WTCA, yang membentuk sekitar sepertiga dari jaringan global kami. Asia Pasifik adalah jaringan regional terbesar dan tercepat berkembang, didorong oleh keterlibatan kawasan ini dalam manufaktur dan perdagangan internasional," tutur Wang.