Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bulog Targetkan Serap 1,4 Juta Beras saat Panen Raya Maret-April 2025

Panen raya pertama pada tahun ini merupakan hasil dari musim tanam yang dimulai pada Oktober 2024 hingga Maret 2025.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Bulog Targetkan Serap 1,4 Juta Beras saat Panen Raya Maret-April 2025
Richard Susilo
Ilustrasi. Panen raya pertama pada tahun ini merupakan hasil dari musim tanam yang dimulai pada Oktober 2024 hingga Maret 2025. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Bulog menargetkan untuk menyerap 1,4 juta ton setara beras atau 70 persen dari total target penyerapan beras 2025 di saat panen raya pertama yang akan berlangsung pada Maret-April 2025.

Pada tahun ini, berdasarkan surat penugasan dari Badan Pangan Nasional yang diterima Bulog, mereka diminta menyerap sebanyak 2 juta ton beras.

"Target kita di musim tanam yang pertama ini, kita bisa memenuhi setidaknya 70 persen dari target pengadaan dalam negeri untuk gabah beras," kata Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arwakhudin Widiarso ketika ditemui di kantornya, Jumat (17/1/2025).

Arwakhudin menjelaskan, penyerapan beras pada panen raya tahun ini akan dibagi dalam tiga jenis komoditas. 

Baca juga: Petani Sinjai Berharap Bulog Serap Harga Gabah Sesuai Ketetapan Pemerintah Rp 6.500 Per Kilogram

Pertama, berbentuk Gabah Kering Panen (GKP). Bulog akan membeli gabah langsung dari petani dengan menggunakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang baru, yaitu sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Kedua, Bulog akan melakukan pengadaan Gabah Kering Giling (GKG). Mereka akan menggandeng kelompok tani untuk melakukan penyerapan. Ini nantinya akan disimpan dan diproses menjadi beras.

Ketiga, Bulog akan melakukan pengadaan dalam bentuk beras.

Berita Rekomendasi

Arwakhudin menjelaskan pembagian pengadaan ini dilakukan karena masing-masing jenis komoditas memiliki kebutuhan yang berbeda.

Beras diserap langsung untuk disalurkan, baik dalam bentuk bantuan pangan atau program SPHP.

Sementara itu, GKG diserap karena bisa disimpan lebih lama sebelum diproses menjadi beras.

Sedangkan GKP diserap langsung dari petani agar dapat memberikan manfaat bagi mereka.

"Makanya kami menyediakan komoditas dalam gudang kita itu dalam tiga bentuk itu tadi. Jadi ada yang cepat, ada yang perlu proses, dan ada yang menyentuh petani," ujar Arwakhudin.

Panen raya pertama pada tahun ini merupakan hasil dari musim tanam yang dimulai pada Oktober 2024 hingga Maret 2025.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memperkirakan gabah yang bisa dipanen pada masa panen raya Maret-April mencapai 13 juta ton-14 juta ton atau 7 juta ton setara beras.

Hasil panen ini memang tidak semuanya diserap oleh Perum Bulog, namun sebagian lainnya juga akan diserap oleh penggilingan padi di seluruh Indonesia.

Untuk itu, Arief meminta pada Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menjadi mitra strategis pemerintah dan Perum Bulog untuk membantu penyerapan produksi dalam negeri sesuai HPP yang ditetapkan oleh pemerintah. 

"Salah satu kunci kesuksesan kita nanti saat panen raya adalah kesinambungan mulai dari on-farm, kemudian off-farm saat pascapanen. Jadi petani itu menanam bisa semangat, karena gabahnya dibeli dengan harga baik," jelasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas