Gapasdap Minta Tak Ada Kapal Ekspres Saat Periode Angkutan Lebaran 2025
Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan memperkirakan akan terjadi peningkatan kapasitas 26,7 persen dari kendaraan dan penumpang.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan atau Gapasdap melakukan rapat koordinasi dalam rangka persiapan Angkutan Lebaran 2025 di salah satu Hotel di Jakarta Barat, Rabu 19 Februari 2025.
Pada kesempatan tersebut hadir dari Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Darat pada Kementerian Perhubungan.
Selain itu juga hadir juga para pengamat transportasi.
Ketua umum Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap), Khoiri Soetomo mengatakan perlu adanya masa koordinasi yang lebih panjang untuk menghindari permasalahan di lapangan.
Baca juga: Tiket Penyeberangan Idul Fitri 2025 Sudah Bisa Dipesan, ASDP Pastikan Pembelian Hanya Melalui Ferizy
Masa koordinasi 2 minggu sebelum pelaksanaan dinilai tidak cukup untuk menginisiasi apa saja yang menjadi hambatan selama berlangsungnya angkutan lebaran.
Khoiri juga menyinggung mengenai masa operasional surat kesepatan bersama (SKB) yang terlalu sempit.
Semestinya masa berlaku SKB lebih panjang agar tidak terjadi antrian
"Pada H-7 selama 2 hari terjadi antrian yang panjang di pelabuhan ciwandan, sementara di pelabuhan ekonomi merak terjadi kekosongan. Karena pemberlakuan skb terlalu cepat dan fleksibel, akhirnya terjadi keterlambatan dalam pengambilan keputusan untuk mengalihkan kendaraan dari ciwandan ke merak" jelas khoiri.
Gapasdap menyatakan pihaknya memiliki beberapa solusi atas permasalahan kemacetan.
Solusi ini antara lain pembagian kewenangan, perpanjangan masa berlaku SKB dan penghapusan kapal ekpres.
Jika usulan solusi ini disetujui, Khoirin memperkirakan akan terjadi peningkatan kapasitas 26,7 persen dari kendaraan dan penumpang dibanding tahun lalu.
"Demi kelancaran kita minta kapal ekpres dihapus saja selama angkutan Lebaran, karena di situ sumber kemacetan terjadi, biar kita melayani pemudik selama satu Minggu tersebut dengan aman dan lancar," katanya.
Juga kata Choiri agar Pelabuhan Penyeberangan Merak di utamakan dari pada pelabuhan tambahan lainya, karena masih bisa menampung kendaraan dengan kapasitas yang lebih banyak dan lancar, seperti terjadi pada angkutan lebaran 2024 yang mana pelabuhan Merak Reguler kosong, sedangkan Pelabuhan BBJ Bojonegara antri Panjang.
"Kita lihat tahun lalu, pelabuhan Merak kosong dermaganya, sedangkan Pelabuhan BBJ antre Panjang, akhirnya dengan kebijakan kembali di putar balik arah Merak," ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.