Sistem Autopilot Xiami SU7 Tewaskan 3 Orang, Harga Saham Langsung Rontok
Jatuhnya saham Xioami terjadi akibat aksi jual besar-besaran investor pasca insiden kecelakaan fatal mobil listrik SU7 buatan Xiaomi di China.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG – Saham raksasa teknologi Xiaomi anjlok ke level terendah hingga 5,5 persen pada perdagangan di bursa Hongkong, Rabu (2/4/2025).
Penurunan ini memperparah kemerosotan saham Xiaomi yang sebelumnya telah jatuh 17 persen sejak minggu lalu, saat Xiaomi berusaha mendanai ekspansi bisnis mobil listrik.
Mengutip laporan Reuters, jatuhnya saham Xioami terjadi akibat aksi jual saham besar-besaran oleh investor pasca insiden kecelakaan fatal mobil listrik SU7 buatan Xiaomi yang meluncur Maret 2024.
Kecelakaan tersebut terjadi di China dan menyebabkan tiga orang meninggal.
“Investor mungkin khawatir tentang daya saing Xiaomi dan proyeksi pertumbuhan masa depan mereka setelah laporan kecelakaan mobil ini,” kata Shen Meng, direktur di bank investasi Chanson & Co yang berbasis di Beijing.
Menurut pernyataan resmi Xiaomi, insiden maut pada 29 Maret di jalan tol di Provinsi Anhui, China, itu dipicu oleh pengemudi SU7 yang mengambil alih kemudi.
Dia mencoba memperlambat kendaraannya tetapi kemudian bertabrakan dengan tiang semen dengan kecepatan 97 kpj.
Dalam ikhtisar data yang diserahkan ke polisi setempat dandiunggah di akun Weibo perusahaan, Xiaomi mengatakan sistem autopilot Smart Navigate on Autopilot (navigasi canggih) sempat mengeluarkan peringatan akan adanya hambatan di depan sebelum kecelakaan terjadi.
Ketika pengemudi mulai mengambil alih kemudi, beberapa detik setelahnya mobil tersebut menabrak tiang beton.
Media lokal melaporkan bahwa mobil tersebut terbakar setelah tabrakan. Namun, Xiaomi tidak menyebutkan kebakaran tersebut dalam pernyataannya.
Baca juga: Produksi SU7 EV Tembus 100.000 Unit, CEO Xiaomi Sampai Tidur di Pabrik
Xiaomi berdalih mobil yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah versi standar dari SU7 yang hanya memiliki teknologi mengemudi canggih tanpa LiDAR.
Sementara Versi yang lebih canggih dilengkapi dengan pemasangan LiDAR, yang memungkinkan fitur navigasi seperti penghindaran tabrakan dan pengenalan kendaraan khusus.
Baca juga: CEO Ford Jatuh Cinta Pada Xiaomi SU7 EV Setelah 6 Bulan Kendarai Mobil Ini
Insiden tersebut menandai kecelakaan besar pertama yang melibatkan SU7 sejak tipe ini diluncurkan pada Maret 2024, menimbulkan kekhawatiran bahwa pengenalan teknologi bantuan pengemudi canggih membuat orang-orang terlalu bergantung pada teknologi ini dan tidak memperhatikan jalan dengan seksama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.