Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Fakta Bentuk Virus Corona di Mikroskop: Berduri & Mirip SARS

Bentuk virus corona yang dlihat melalui mikroskop --berbentuk seperti virus SARS

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
zoom-in 4 Fakta Bentuk Virus Corona di Mikroskop: Berduri & Mirip SARS
Kolase pixabay/National Institute of Allergy and Infectious Diseases Rocky Mountain Laboratories
Gambar dan bentuk virus corona dari mikroskop 

TRIBUNNEWS.COM - Bentuk gambar virus corona atau Covid-19 membuat penasaran khalayak umum.

Belakangan ini, peneliti di Amerika Serikat (AS) membuat penelitian mengenai Corona, virus yang menyerang lebih dari 70.000 orang di dunia.

Penelitian mendalam dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap persebaran virus corona yang telah menewaskan lebih dari 1.700 orang,

Ilmuwan National Institutes of Health (NIH) lalu mengungkap bentuk virus corona dengan penglihatan alat mikroskop berteknologi tinggi.

Baca: Akibat Corona, Anies Baswedan Umumkan Layanan Transportasi DKI akan Turun Drastis, Ini Penjelasannya

Faktanya, virus yang berasal dari Wuhan, China, itu tak bisa dilihat dengan mikroskop biasa.

Para cendekiawan memerlukan mikroskop cahaya yakni mikroskop elektron untuk melihat bentuk virus tersebut.

Fakta lain bentuk virus corona dirangkum Tribunnews.com dari Daily Mail:

BERITA TERKAIT

1. Bentuk Mahkota

Para ilmuwan di National Institute of Health (NIH) mengumpulkan sampel dari orang Amerika yang terinfeksi virus corona.

Mereka menangkap gambar-gambar virus yang muncul dari berbagai jenis sel, dan meminta tim seniman visual medis mengedit warna gambar untuk memperjelas gambar sel-sel sehat.

Para ilmuwan tidak terkejut melihat bahwa gambar mikroskop menyerupai gambar dari virus SARS.

Baca: Bek Valencia, Ezequiel Garay Positif Corona, Tambah Daftar Pesepak Bola yang Terjangkit

Coronavirus, sebagai sebuah keluarga, diberi nama berdasarkan kemiripan bentuknya dengan corona, atau mahkota.

Yang membedakan dengan bakteri adalah sel, terbuat dari organel, struktur dasar yang sama yang membentuk manusia, hewan dan tumbuhan.

Sebaliknya, virus hanya terdiri dari DNA atau RNA, yang dikelilingi oleh cangkang protein, yang disebut kapsid.

Beberapa memiliki lapisan luar tambahan.

Satu virus berbeda dari yang lain dalam susunan genetiknya - RNA dan DNA - dan protein pada bagian luarnya yang memberikan kemampuan untuk menembus membran sel lain.

Baca: Berita Terbaru dan Kumpulan Berita Virus Corona

2. Mirip SARS

Ilmuwan NIH lainnya, Michael Letko dan Vincent Munster, menyebut virus sebagai kerabat virus SARS.

Kemiripannya dengan SARS membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak hanya menamai virus SARS-CoV-2 (dan penyakit yang menyebabkan COVID-19), tetapi untuk membuat konvensi penamaan yang menghubungkan kedua virus bersama-sama.

3. Bentuk Paku

Protein yang membentuk paku-paku ini juga memberi kesan kepada para ilmuwan bahwa virus ini awalnya berasal dari kelelawar.

Sepanjang perkembangan evolusionernya, virus mampu menembus sel manusia, terutama bagi yang bernapas.

Dalam gambar mikroskop, sel-sel dapat dilihat muncul dari beberapa sel menyerang yang lain, kadang-kadang dalam kelompok yang sangat terkonsentrasi.

4. Parasit

Bentuknya yang sangat kecil membuat virus ini tidak dapat bertahan hidup dan berkembang biak sendiri.

Virus ini mencari tempat (inang) untuk hidup.

Mereka menumpang enzim makhluk hidup lainnya untuk mendapatkan energi yang dapat digunakan untuk mereplikasi.

Gambar mikroskop elektron menunjukkan penyerang kecil ini muncul dan bergerak di antara sel-sel.

Mengidentifikasi bentuk dan struktur virus tidak akan menghentikannya, tetapi memberikan para ilmuwan petunjuk agar dapat memberantas virus tersebut.

Inilah bentuk virus corona:

Bentuk virus corona dari mikroskop
Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan virus corona SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus coronavirus yang menyebabkan COVID-19

Gejala Corona Per Hari

Virus corona atau Covid-19 mulai merebak di berbagai wilayah di Indonesia.

Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan ada tambahan 21 kasus positif corona baru pada Minggu (15/3/2020).

Tambahan 21 kasus baru tersebut, 19 diantaranya ditemukan di Jakarta, sementara 2 lainnya ada di Jawa Tengah.

“Per hari ini dari lab yang saya terima pagi ya, hari ini kita dapatkan 21 kasus baru dimana 19 di antaranya di Jakarta, 2 di Jawa Tengah,” kata Yuri di Komplek Istana Negara, Minggu (15/3), dilansir situs Kementerian Kesehatan.

Baca: Pemerintah Jaga dan Minimalkan Dampak Penyebaran Virus Corona

Sebelumnya Ahmad Yurianto menyampaikan pada Sabtu (14/3/2020) pasien positif corona berjumlah 96 orang.

Dengan tambahan 21 pasien positif tersebut, total secara keseluruhan yakni berjumlah 117 pasien.

Adapun dari menyebarnya virus yang berasal dari Wuhan, China itu, perlu diketahui gejala-gejala yang muncul ketika virus menginfeksi manusia.

Terlebih virus tersebut membuat saluran pernapasan terganggu dan gejala awalnya mirip dengan gejala flu dan demam.

Dikutip dari Business Insider, sebuah studi terhadap hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan mengidentifikasi pola khas gejala yang terkait dengan Covid-19.

Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.

Sekitar sepertiga juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.

Penelitian dari Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan bahwa sekitar 80 persen kasus virus Corona ringan.

Sekitar 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.

Inilah gejala yang dapat dikenali jika seseorang mengidap corona:

Hari 1: Pasien demam.

Mereka mungkin mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.

Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.

Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka orang tua atau memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

Hari 7: Ini adalah rata-rata gejala memburuk, sebelum pasien dirawat di rumah sakit, menurut penelitian Universitas Wuhan.

Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15parah, menurut CDC Cina) mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut, penyakit yang terjadi ketika cairan membangun paru-paru. ARDS seringkali berakibat fatal.

Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.

Pasien-pasien ini mungkin terus mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.

Hanya sebagian kecil yang mati: Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen dalam tahap ini.

Hari 17: Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah 2,5 pekan.

Panduan Siap Siaga Corona dari Kemenkes

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan pedoman bagi petugas kesehatan terutama kesiapsiagaan menghadapi virus corona atau Covid-19.

Pedoman tersebut disusun dan diterbitkan oleh tim Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI.

Adapun panduan tersebut bertajuk “Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV)”.

Dapat diunduh atau diwonload gratis dalam link berita ini.

Panduan Kemenkes RI untuk mencegah virus corona
Panduan Kemenkes RI untuk mencegah virus corona (Kemenkes RI)

Dikutip Tribunnews.com, pedoman berisi 75 halaman terdiri dari lima pembahasan pokok dalam penanganan terhadap virus corona.

Lima pembahasan tersebut yakni Surveilans dan Respon, lalu Manajemen Klinis, ketiga Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

Baca: 2 Orang Indonesia Terjangkit Virus Corona, Cara Cegah Covid-19 dari WHO: Tutup Mulut saat Batuk

Baca: 2 Orang Indonesia di Depok Positif Virus Corona, Berikut Cara-cara Pencegahannya

Kemudian keempat mengenai Pengelolaan Spesimen dan Konfirmasi Laboratorium dan kelima Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam kata pengantarnya, tim penyusun pedoman kesiapsiagaan menghadapi corona menyoroti bahwa pada awal tahun 2020, infeksi 2019-nCoV menjadi masalah kesehatan dunia.

Diternagkan bahwa kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Mereka menyebut kasus ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah novel coronavirus.

Selanjutnya, kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China.

Sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi hal tersebut maka penting bagi Indonesia untuk menyusun pedoman kesiapsiagaan dalam menghadapi 2019-nCoV.

Pedoman ini ditujukan bagi petugas kesehatan sebagai acuan dalam melakukan kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV.

Link download >>>

Layanan Aduan Virus Corona

Kemenkes juga memberikan fasilitas hotline atau layanan aduan melalui sambuungan telefon terkait kabar virus corona di Indonesia.

Hal itu ditujukan agar masyarakat tak termakan dengan iinformasi simpang siur hingga berita bohong atau hoaks mengenai virus corona.

Layanan hotline untuk masyarakat dari Kemenkes dapat menghubungi nomor : 021- 5210 411 dan/atau 0812 1212 2119.

Cara pencegahan virus Corona dari World Health Organization (WHO):

Langkah Pencegahan Virus Corona
Langkah Pencegahan Virus Corona (Twitter @WHO)

1. Hindari mengonsumsi daging dan telur mentah.

2. Hindari area berasap atau merokok.

3. Minum obat segera setelah gejalanya muncul dan jangan biarkan kondisinya menjadi parah.

4. Rajin mencuci tangan setelah bersin atau batuk.

5. Tutup mulut saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku

6. Jika Anda yakin telah terinfeksi, hindari kontak dekat dengan orang-orang.

7. Harus memiliki waktu istirahat yang tepat.

8. Menjauhi area-area keramaian.

9. Bersihkan tangan menggunakan sabun dan air atau hand rub yang mengandung alkohol.

10. Jika memasak daging untuk dikonsumsi, sebaiknya Anda memperhatikan tingkat kematangan daging dengan baik.

11. Menggunakan perlindungan atau pengaman tubuh ketika akan melakukan kontak dengan binatang liar atau binatang peliharaan.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas