Cara Mencuci Tangan Cegah Virus Corona, 11 Langkah Resmi dari WHO
Simak cara mencuci tangan untuk mencegah virus corona, ada 11 langkah resmi dari WHO
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO memberikan panduan cara mencuci tangan yang benar.
Langkah-langkah mencuci tangan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 yang tengah marak dan menjadi pandemi di dunia.
Virus itu telah menyerang 70.000 orang di dunia dan menewaskan lebih dari 1.700 orang.
Adapaun ada 11 langkah mencuci tangan yang dirilis WHO berikut dengan gambar contoh mencuci tangan.
Baca: 4 Fakta Bentuk Virus Corona di Mikroskop: Berduri & Mirip SARS
Selain langkah mencuci tangan, WHO juga merinci tujuh kegiatan yang harus ditindak lanjuti dengan mencuci tangan.
Di antaranya mulai dari cuci tangan setelah batuk atau bersin hingga cuci tangan setelah ke toilet.
Inilah 11 langkah mencuci tangan dengan durasi 40-60 detik yang dirilis WHO dari akun Twitter WHO Indonesia:
1. Basahi tangan dengan air
2. Tuangkan sabun secukupnya hingga menyeluruh
3. Gosokkan kedua telapak tangan
4. Telapak tangan di atas punggung tangan kiri dengan jari saling terkait dan sebaliknya
5. Gosokkan kedua telapak dengan jari saling terkait
6. Kedua telapak tangan saling berhadapan kemudian jari saling mengunci
7. Gosok jempol kiri memutar sambil digenggam telapak tangan kanan dan sebaliknya
8. Jari tangan menguncup pada telapak kiri, gosok memutar ke belakang dan ke depan, lalu sebaliknya
9. Bilas tangan dengan air mengalir
10. Keringkan sempurna dengan tisu sekali pakai
11. Gunakan tisu untuk mematikan keran
12. Tangan sudah aman
Cuci tangan sebaiknya:
- Setelah batuk atau bersin
- Ketika merawat orang sakit
- Sebelum dan setelah mengolah makanan
- Sebelum makan
- Setelah ke toilet
- Ketika tangan terlihat kotor
- Setelah mengurus hewan atau kotoran hewan
Ketahui Gejala Corona Per Hari
Virus corona atau Covid-19 mulai merebak di berbagai wilayah di Indonesia.
Juru bicara penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan ada tambahan 21 kasus positif corona baru pada Minggu (15/3/2020).
Tambahan 21 kasus baru tersebut, 19 diantaranya ditemukan di Jakarta, sementara 2 lainnya ada di Jawa Tengah.
“Per hari ini dari lab yang saya terima pagi ya, hari ini kita dapatkan 21 kasus baru dimana 19 di antaranya di Jakarta, 2 di Jawa Tengah,” kata Yuri di Komplek Istana Negara, Minggu (15/3), dilansir situs Kementerian Kesehatan.
Baca: Pemerintah Jaga dan Minimalkan Dampak Penyebaran Virus Corona
Sebelumnya Ahmad Yurianto menyampaikan pada Sabtu (14/3/2020) pasien positif corona berjumlah 96 orang.
Dengan tambahan 21 pasien positif tersebut, total secara keseluruhan yakni berjumlah 117 pasien.
Adapun dari menyebarnya virus yang berasal dari Wuhan, China itu, perlu diketahui gejala-gejala yang muncul ketika virus menginfeksi manusia.
Terlebih virus tersebut membuat saluran pernapasan terganggu dan gejala awalnya mirip dengan gejala flu dan demam.
Dikutip dari Business Insider, sebuah studi terhadap hampir 140 pasien di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan mengidentifikasi pola khas gejala yang terkait dengan Covid-19.
Sekitar 99 persen pasien mengalami suhu tinggi, sementara lebih dari setengahnya mengalami kelelahan dan batuk kering.
Sekitar sepertiga juga mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.
Penelitian dari Pusat Pengendalian Penyakit China menunjukkan bahwa sekitar 80 persen kasus virus Corona ringan.
Sekitar 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.
Inilah gejala yang dapat dikenali jika seseorang mengidap corona:
Hari 1: Pasien demam.
Mereka mungkin mengalami kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Sebagian kecil mungkin mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari 5: Pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas, terutama jika mereka orang tua atau memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
Hari 7: Ini adalah rata-rata gejala memburuk, sebelum pasien dirawat di rumah sakit, menurut penelitian Universitas Wuhan.
Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah (15parah, menurut CDC Cina) mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut, penyakit yang terjadi ketika cairan membangun paru-paru. ARDS seringkali berakibat fatal.
Hari 10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu dalam perkembangan penyakit ketika mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.
Pasien-pasien ini mungkin terus mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.
Hanya sebagian kecil yang mati: Tingkat kematian saat ini berkisar sekitar 2 persen dalam tahap ini.
Hari 17: Rata-rata, orang yang sembuh dari virus dikeluarkan dari rumah sakit setelah 2,5 pekan.
Panduan Siap Siaga Corona dari Kemenkes
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan pedoman bagi petugas kesehatan terutama kesiapsiagaan menghadapi virus corona atau Covid-19.
Pedoman tersebut disusun dan diterbitkan oleh tim Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI.
Adapun panduan tersebut bertajuk “Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCoV)”.
Dapat diunduh atau diwonload gratis dalam link berita ini.
Dikutip Tribunnews.com, pedoman berisi 75 halaman terdiri dari lima pembahasan pokok dalam penanganan terhadap virus corona.
Lima pembahasan tersebut yakni Surveilans dan Respon, lalu Manajemen Klinis, ketiga Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Baca: 2 Orang Indonesia Terjangkit Virus Corona, Cara Cegah Covid-19 dari WHO: Tutup Mulut saat Batuk
Baca: 2 Orang Indonesia di Depok Positif Virus Corona, Berikut Cara-cara Pencegahannya
Kemudian keempat mengenai Pengelolaan Spesimen dan Konfirmasi Laboratorium dan kelima Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dalam kata pengantarnya, tim penyusun pedoman kesiapsiagaan menghadapi corona menyoroti bahwa pada awal tahun 2020, infeksi 2019-nCoV menjadi masalah kesehatan dunia.
Diternagkan bahwa kasus ini diawali dengan informasi dari Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) pada tanggal 31 Desember 2019 yang menyebutkan adanya kasus kluster pneumonia dengan etiologi yang tidak jelas di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Mereka menyebut kasus ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster pneumonia ini adalah novel coronavirus.
Selanjutnya, kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China.
Sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi hal tersebut maka penting bagi Indonesia untuk menyusun pedoman kesiapsiagaan dalam menghadapi 2019-nCoV.
Pedoman ini ditujukan bagi petugas kesehatan sebagai acuan dalam melakukan kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV.
Layanan Aduan Virus Corona
Kemenkes juga memberikan fasilitas hotline atau layanan aduan melalui sambuungan telefon terkait kabar virus corona di Indonesia.
Hal itu ditujukan agar masyarakat tak termakan dengan iinformasi simpang siur hingga berita bohong atau hoaks mengenai virus corona.
Layanan hotline untuk masyarakat dari Kemenkes dapat menghubungi nomor : 021- 5210 411 dan/atau 0812 1212 2119.
Cara pencegahan virus Corona dari World Health Organization (WHO):
1. Hindari mengonsumsi daging dan telur mentah.
2. Hindari area berasap atau merokok.
3. Minum obat segera setelah gejalanya muncul dan jangan biarkan kondisinya menjadi parah.
4. Rajin mencuci tangan setelah bersin atau batuk.
5. Tutup mulut saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku
6. Jika Anda yakin telah terinfeksi, hindari kontak dekat dengan orang-orang.
7. Harus memiliki waktu istirahat yang tepat.
8. Menjauhi area-area keramaian.
9. Bersihkan tangan menggunakan sabun dan air atau hand rub yang mengandung alkohol.
10. Jika memasak daging untuk dikonsumsi, sebaiknya Anda memperhatikan tingkat kematangan daging dengan baik.
11. Menggunakan perlindungan atau pengaman tubuh ketika akan melakukan kontak dengan binatang liar atau binatang peliharaan.
(Tribunnews.com/Chrysnha)