Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belajar Penanganan Covid-19 di Korea Selatan, Dirikan 43 Pusat Tes dan Luncurkan Aplikasi Suspect

Korea Selatan dianggap berhasil menahan penyebaran infeksi Covid-19 di negaranya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Belajar Penanganan Covid-19 di Korea Selatan, Dirikan 43 Pusat Tes dan Luncurkan Aplikasi Suspect
AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT
Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan dianggap berhasil menahan penyebaran infeksi Covid-19 di negaranya.

Hal ini tidak jauh dari upaya pemerintah melakukan tes secara meluas.

Bahkan, saat ini Korea Selatan tercatat sudah melakukan tes pada 270.000 orang.

Angka ini adalah yang terbanyak dibanding negara-negara terinfeksi corona lainnya.

Penurunan kasus terjadi sangat signifikan, sebab selama kurun waktu tiga hari Korea Selatan melaporkan kasus di bawah angka 100.

Padahal pada Februari lalu, mereka mengantongi hampir 1.000 kasus baru.

Hebatnya Korea Selatan bisa menahan pertumbuhan wabah mematikan asal China ini tanpa lockdown sama sekali.

Berita Rekomendasi

"Korea Selatan adalah republik yang demokratis, kami merasa kuncian (lockdown) bukanlah pilihan yang masuk," kata Kim Woo-Joo, Spesialis Penyakit Menular di Universitas Korea dilansir Science Mag.

Baca: Rekind Tekan MoU dengan Perusahaan Korea Terkait Kerja sama EPCC

Baca: Belajar dari Korea Selatan Tangani Corona yang Hasilnya Lebih Baik dari Negara Lain

Prestasi Korea Selatan tentu bisa menjadi pelajaran penting dalam menanggulangi wabah Covid-19.

Kini setelah menurunkan angka kasus, Korea Selatan mulai berbenah untuk bangkit kembali.

Tapi tidak ada jaminan juga bahwa cara ini bisa terus menahan sebaran wabah corona.

Sebab beberapa waktu lalu, Korea Selatan kembali melaporkan 129 kasus baru.

Mayoritas berasal dari sebuah kantor di Seoul.

Ini mengindikasikan adanya penyebaran secara komunitas atau dalam kelompok.

Dalam hal ini, pemerintah berharap mereka bisa mengendalikan penyebaran baru ini dengan cara yang sama seperti pada Gereja Shincheonji Yesus.

Saat ini kapasitas pengujian secara nasional Korea Selatan adalah 15.000 per harinya dilansir Science Mag.

Tentu ini bukanlah angka yang kecil dan cenderung mengejutkan.

Pasangan yang mengenakan masker naik sepeda tandem di sekitar taman di Seoul pada hari Sabtu. Lebih dari 7.000 orang di Korea Selatan telah didiagnosis dengan virus
Pasangan yang mengenakan masker naik sepeda tandem di sekitar taman di Seoul pada hari Sabtu. Lebih dari 7.000 orang di Korea Selatan telah didiagnosis dengan virus (Ahn Young-joon / AP Photo)

Ternyata Korea Selatan membentuk pos-pos pusat pengujian yang disebar secara nasional.

Sampai saat ini sudah ada 43 pos pengujian yang beroperasi di sana.

Bahkan kini Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris turut mengadopsi terobosan negeri gingseng ini.

Sementara itu, pada awal Maret ini pemerintah meluncurkan sebuah aplikasi smartphone khusus suspect Covid-19.

Aplikasi itu bisa melacak siapapun yang sudah dikarantina dan mengumpulkan data-data gejala sakitnya.

Namun tampaknya data-data yang disajikan aplikasi belum bisa memuaskan sejumlah pakar di Korea Selatan.

Pakar Epidemiologi Universitas Korea, Chun Byung-Chul mengaku ingin lebih banyak melihat data epidemiologis dari Korea Selatan.

KCDC sendiri mempublikasi jumlah pasien, usia, jenis kelamin, dan kelompok apa saja yang dia ikuti.

"Itu tidak cukup," kata Chun.

Dia ingin orang lain bisa mempelajari data individu pasien secara rinci.

Sehingga para ahli epidemiologi mungkin bisa menentukan model wabah dan menentukan jumlah infeksi baru yang disebabkan masing-masing kasus.

Data yang dimaksud Chun adalah jumlah reproduksi dasar yang meliputi waktu terinfeksi dan timbulnya gejala, sampai diagnosis dini pada pasien.

Chun mengaku bahwa para ilmuwan dan pakar sudah mengusulkan untuk bekerjasama dengan KCDC.

Tentu untuk mengumpulkan berbagai informasi baru dari masing-masing pasien.

"Kami sedang menunggu tanggapan mereka," ujar Chun.

Sementara itu, Kim mengatakan bahwa dokter Korea Selatan akan membagikan rincian perkembangan pasien Covid-19 ke negara lainnya.

"Kami berharap pengalaman kami akan membantu negara lain mengendalikan wabah Covid-19 ini," ujarnya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas