Musim Bunga Sakura Jepang 'Layu' oleh Pandemi Virus Corona
Bunga Sakura di Jepang telah bersemi. Ini adalah waktu yang sangat penting bagi negara tersebut, secara ekonomi maupun budaya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Kami menggunakan ungkapan 'dompet menjadi longgar', artinya orang memiliki kecenderungan sangat tinggi untuk belanja," kata Seijiro.
"Kami memiliki begitu banyak ikatan emosional dengan bunga ini dan musim semi," tambahnya.
"Ia memiliki banyak faktor budaya, banyak faktor historis di baliknya," ungkap Seijiro.
Usaha Menekan Penyebaran Covid-19
Tahun ini acara hanami sedang dibatalkan di seluruh Jepang sebagai langkah pihak berwenang menekan penyebaran virus corona.
Pekan lalu, Gubernur Tokyo Yuriko Koike mendesak orang untuk tidak mengadakan pesta tradisional.
Pada saat yang sama Yuriko Koike menekankan pentingnya budaya hanami.
Dia juga mengatakan bahwa budaya hanami bagaikan "Mengambil pelukan dari Italia,".
Lebih jauh, Profesor Miyamoto buka suara terkait penyebara virus corona.
Ia menyebut tidak semua kesuraman dan malapeka.
"Setelah wabah virus corona berakhir, saya percaya bahwa musim bunga sakura di Jepang akan hidup kembali," tegasnya.
Baca: Doa Ganindra Bimo untuk Kesembuhan Andrea Dian Sang Istri yang Terinfeksi Covid-19
Baca: Tips Mendisinfektan Kendaraan Agar Terhindar dari Covid-19
Informasi Terbaru Covid-19
Informasi terbaru wabah virus corona telah menyebar hingga 187 negara di seluruh dunia.
Sejumlah 306.221 kasus telah dikonfirmasi terinfeksi wabah virus corona atau Covid-19.