Akibat Corona, Festival Bunga Sakura di Jepang Sepi Pengunjung
Bunga Sakura di Jepang telah bersemi. Ini adalah waktu yang sangat penting bagi negara tersebut, secara ekonomi maupun budaya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Bunga Sakura di Jepang telah bersemi.
Ini adalah waktu yang sangat penting bagi negara tersebut.
Baik secara ekonomi maupun budaya.
Melansir BBC, secara tradisional, rekan dan kerabat berkumpul, ini adalah kesempatan mengunggah koleksi foto terbaik di Instagram.
Tapi, tahun ini pandemi virus corona mengubah banyak hal.
Merebaknya virus corona membuat festival musim semi Jepang dibatalkan, para pengunjung asing juga berkurang.
Baca: Bunga Sakura Jenis Somei Yoshino Mulai Mekar Hari Ini di Kota Kyoto Jepang
Pentingnya Musim Bunga Sakura
Lebih lanjut, Katsuhiro Miyamoto dari Universitas Kansai memberikan komentar.
"Musim bunga Sakura di Jepang memiliki dampak ekonomi yang sangat besar setiap tahun," ungkap Katsuhiro.
Ia memerkirakan hampir 8,5 juta wisatawan mengunjungi Jepang selama musim bunga sakura.
Wisatawan datang antara Maret hingga Mei tahun lalu (2019) menghasilkan sekira 650 miliar yen atau 6 miliar dolar AS.
Secara terpisah, Seijiro Takeshita dari Universitas Shizuoka mengunkapkan mengapa musim bunga sakura penting.
Pendapatnya tidak jauh berbeda dengan Katsuhiro.
Menurutnya pertemuan di mana orang makan, minum dan bersenang-senang sangat penting bagi ekonomi Jepang.