Mengenal APD yang Digunakan Dokter dan Perawat untuk Mengurangi Risiko Tertular Pasien Virus Corona
Mengenal APD yang Digunakan Dokter dan Perawat untuk Mengurangi Resiko Tertular Pasien Virus Corona
Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Wulan Kurnia Putri
2. Bahaya nuklir
Baju hazmat mampu melindungi pemakainya dari radiasi nuklir, tetapi yang lebih penting dengan mencegah kontak langsung dengan atau menghirup partikel radioaktif atau gas
3. Bahaya biologis
Baju hazmat juga mampu jadi pelindung dari zat-zat biologis berbahaya sepeti virus dan bakteri.
4. Kebakaran / suhu tinggi
Baju hazmat ini biasanya dikombinasi dengan bahan isolasi dan reflektif yang mengurangi efek panas api
Setelan hazmat umumnya mencakup pasokan udara bernafas untuk menyediakan udara bersih dan tidak tercemar bagi pemakainya.
Dalam penggunaan laboratorium, udara bersih dapat disuplai melalui selang yang terpasang.
Udara ini biasanya dipompa ke dalam setelan dengan tekanan positif sehubungan dengan lingkungan sebagai tindakan perlindungan tambahan terhadap masuknya zat berbahaya ke dalam setelan yang berpotensi pecah atau bocor.
Bekerja sambil mengenakan setelan hazmat sangat berat, karena cenderung kurang fleksibel daripada pakaian kerja konvensional.
Oleh karena itu, penggunaan biasanya terbatas pada durasi pendek hingga 2 jam, tergantung pada kesulitan pekerjaan.
Baca: 40 Ribu APD Tiba di Balaikota DKI Dini Hari, Anies: Siap Melindungi Tenaga Medis di Jakarta
Baca: Muncul Keluhan APD Langka, Presiden Jokowi: 180 Negara Rebutan
Di Amerika, pakaian pelindung Hazmat diklasifikasikan sebagai Level A, B, C, atau D, berdasarkan tingkat perlindungan yang mereka berikan.
- Level A
Tingkat perlindungan tertinggi terhadap uap, gas, kabut, dan partikel adalah Level A, yang terdiri dari bahan kimia yang sepenuhnya berkapsul masuk dengan alat bantu pernapasan SCBA.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.