Suriah yang Dilanda Perang Saudara Kini Bersiap Lockdown Hadapi Covid-19
Suriah yang dilanda perang tengah bersiap untuk menghadapi kasus covid-19 pertamanya. Warganya bergegas membeli makanan dan bahan bakar.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Lebih lanjut, termasuk kondisi hidup penuh sesak, tekanan fisik dan mental.
Serta kurangnya pemukiman, makanan, dan air bersih.
Baca: Antisipasi Penyebaran Covid-19, Polres Bangkalan Bubarkan 15 Titik Keramaian
Baca: Pihak Berwenang Dinilai Lambat Bertindak, Apakah Rusia Siap Menghadapi Covid-19?
Modifikasi Unit Isolasi
Sebagai bagian dari rencana dan respon lebih luas dari wilayah tersebut, tiga rumah sakit dengan unit perawatan intensif dimodifikasi sebagai unit isolasi.
WHO menerangkan, unit isolasi itu juga dilengkapi dengan ventilator.
Sejumlah 1.000 petugas kesehatan dimobilisasi.
Pengiriman alat pelindung diri (ADP) baru, termasuk masker bedah dan 500 masker respirator akan tiba dalam minggu ini.
Penutupan Lebih Luas
Kekhawatiran tentang semua pengungsi meningkat setelah pemerintah Damaskus pada Minggu (22/3/2020) mengumumkan kasus resmi pertama virus corona di negara itu.
Sederet toko kelontong, bank dan pom bensin di ibu kota Suriah bersiap untuk penutupan lebih luas.
Pemerintah telah menutup restoran, kafe dan bisnis lainnya, dan telah menghentikan transportasi umum.
Pihak berwenang menutup perbatasan dengan Libanon dan Yordania, dan Bandara Internasional Damaskus untuk lalu lintas komersial setelah penerbangan terakhir tiba dari Moskow.
Surat kabar milik pemerintah mengeluarkan edisi cetak terakhir mereka dan hanya akan tersedia online.
Suriah memiliki hubungan dekat dengan Iran, yang merupakan sekutu utama pemerintah dalam perang saudara, dan para peziarah Syiah sering melakukan perjalanan antara kedua negara.