Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanpa Gejala, Anak Muda Bisa Terkena Corona Namun Tampak Sehat

Lalu seperti apa gejala corona pada anak muda? Sudah terkena namun tampak sehat kemudian secara langsung maupun tak langsung membawa virus

Editor: Suut Amdani
zoom-in Tanpa Gejala, Anak Muda Bisa Terkena Corona Namun Tampak Sehat
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Anak muda memiliki potensi besar sebagai pembawa (carrier) mikroorganisme SARS-CoV-2 yang menyebabkan covid-19 dan menularkan kepada orang tua atau manusia usia lanjut (manula).

Hal ini dapat terjadi ketika anak muda yang sudah terkena namun tampak sehat kemudian secara langsung maupun tak langsung membawa virus tersebut ke lingkungan yang terdapat manula.

Kasus tersebut kemudian menjadi persoalan serius, sehingga golongan muda harus memperhatikan betul jangan sampai menjadi sumber penyebaran virus di lingkungan keluarga dan sekitarnya.

Baca: Anak Muda Bisa Terkena Corona Namun Tampak Sehat

Lalu seperti apa gejala corona pada anak muda?

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan anak muda ini bukan tidak bisa kena.

Bisa kena namun tanpa gejala.

Hal itu yang kemudian menjadi faktor penyebaran Covid-19 secara cepat.

Berita Rekomendasi

"Anak muda yang nampak sehat dalam beberapa kasus justru bisa menjadi pembawa mikroorganisme SARS-CoV-2 kepada golongan manusia usia lanjut (manula). Ketika kita terkena dan tidak isolasi diri, ini problem mendasar sehingga sebarannya cepat," kata Yuri di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Sabtu (21/3/2020).

Oleh karena itu, Yuri mengajak siapapun termasuk yang merasa sehat agar benar-benar mematuhi imbauan pemerintah untuk lebih banyak tinggal di rumah dengan isolasi mandiri.

"Jangan ke luar rumah dan beraktivitas jika benar-benar tidak diperlukan," imbuh Yuri.

Yuri juga sudah beberapa kali memberikan informasi tentang upaya-upaya pencegahan penularan penyakit COVID-19, yang didasari kontak dekat akibat cemaran droplet sakit kepada orang lain baik melalui batuk atau bersin.

Baca: 1 Warganya Positif Covid-19, Tegal Terapkan Local Lockdown Selama 4 Bulan

Materi cemaran yang berisi SARS-CoV-2itu, kata dia, dapat berada di udara (airborn) sehingga penting bagi siapa saja untuk menjaga jarak interaksi minimal satu meter.

"Kita ingatkan tetap laksanakan upaya menjaga jarak saat melaksananan kontak sosial, jangan kurang dari satu meter. Ini penting untuk menghindari kerumunan, pertemuan-pertemuan menghadirkan banyak orang yang memiliki peluang penularan penyakit ini," imbuhnya.

Cemaran itu, menurut Yuri, juga dapat tertinggal di benda mati.

Banyak kejadian cemaran di benda mati tertinggal dan tidak sengaja disentuh orang sehat sehingga pindah tangan.

Baca: Masa Inkubasi Virus Corona Bisa 5-12 Hari, Berikut Penjelasan dan Gejala yang Ditimbulkan

Kemudian korban yang tangannya tercemar memindahkan virus ke tubuhnya baik melalui area muka atau saluran napas karena tidak mencuci tangan.

Oleh karena itu, penting bagi seluruh masyarakat agar melakukan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Selebihnya bagi masyarakat yang tengah menjalankan giat bekerja di rumah (Work From Home) juga diharapkan agar mematuhi protokol tersebut dan tidak ke luar rumah tanpa alasan penting seperti memenuhi kebutuhan pangan atau kesehatan.

"Ada sebagian saudara-saudara yang tidak mungkin bekerja dari rumah agar berhati-hati terkait ini. Kemudian yang bekerja dari rumah pastikan jika tidak mendesak ke luar rumah, jangan ke luar rumah," pesan dia seperti disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo dalam rilisnya.

Masa Inkubasi Virus Corona

Pandemi virus corona yang terus meluas membuat kekhawatiran di masyarakat, masa inkubasi Covid-19 ini bisa hanya lima hari.

Pasalnya, Covid-19 ini tidak secara langsung menunjukkan gejala pada tubuh pasien yang terinfeksi.

Dilansir bbc.com, dibutuhkan rata-rata lima hari bagi orang untuk mulai menunjukkan gejala coronavirus.

Hal ini telah dikonfirmasi para ilmuwan.

Penyakit Covid-19, yang dapat menyebabkan demam, batuk, dan masalah pernapasan ini telah menyebar hampir di seluruh dunia.

Petugas keamanan mendeteksi suhu tubuh menggunakan thermal scanner kepada pengunjung yang masuk Mal King's Shopping Centre di Jalan Kepatihan, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/3/2020). Tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19) di lingkungan mal tersebut. Sementara suasana mal di Kota Bandung sejak diumumkannya darurat Covid-19 sepi pengunjung hingga sejumlah mal memilih tutup sementara. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas keamanan mendeteksi suhu tubuh menggunakan thermal scanner kepada pengunjung yang masuk Mal King's Shopping Centre di Jalan Kepatihan, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/3/2020). Tindakan tersebut dilakukan untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19) di lingkungan mal tersebut. Sementara suasana mal di Kota Bandung sejak diumumkannya darurat Covid-19 sepi pengunjung hingga sejumlah mal memilih tutup sementara. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Tim peneliti dari Amerika Serikat menganalisis kasus-kasus yang berasal dari Tiongkok dan negara-negara lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang penyakit ini.

Kebanyakan orang yang terinfeksi Covid-19 akan mengalami gejala pada atau sekitar hari kelima.

Para peneliti menyarankan orang-orang yang memiliki gejala ataupun tidak, untuk mengisolasi diri selama 14 hari.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari penyebaran ke orang lain.

Dikutip dari thesun.co.uk, sebuah studi baru dari Sekolah Kesehatan Publik Johns Hopkins Bloomberg di Amerika Serikat menemukan rata-rata periode inkubasi adalah 5 hari.

Para peniliti mengatakan hampir 97,5 persen dari mereka yang terjangkit, menunjukkan gejala dalam 11-12 hari setelah terinfeksi.

Namun, para ahli mengatakan ada sedikit bukti yang menunjukkan orang dapat menyebarkan virus tanpa menunjukkan gejala.

Virus corona pada manusia yang menyebabkan pilek, memiliki masa inkubasi rata-rata sekitar tiga hari.

Para peneliti melakukan analisis laporan berita, laporan kesehatan masyarakat, dan siaran pers yang mencakup informasi tentang kemungkinan tanggal pemaparan serta kapan gejala dimulai.

Mereka menyimpulkan kerangka waktu isolasi diri oleh badan kesehatan NHS memang langkah yang masuk akal.

Beberapa orang yang telah terinfeksi, diminta menjauh dari orang lain selama dua minggu atau mengisolasi diri untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi.

Para penganalisa mengatakan waktu karantina tersebut masuk akal, namun beberapa kasus mengalami gejala setelah periode karantina selesai.

Perkiraan itu diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine, yang menuliskan analisa 101 dari setiap 10.000 kasus akan mengalami gejala setelah 14 hari pemantauan aktif atau karantina.

Justin Lessler, seorang profesor di Departemen Epidemiologi Bloomberg School mengatakan, "Berdasarkan analisis kami terhadap data yang tersedia untuk umum, rekomendasi saat ini 14 hari untuk pemantauan aktif atau karantina adalah masuk akal, meskipun dengan periode itu beberapa kasus akan terlewatkan jangka panjang."

Namun, para ahli telah memperingatkan penelitian ini memang memiliki keterbatasan, seperti mengasumsikan seseorang menjadi terinfeksi sejak mereka berhubungan dengan virus.

Profesor Jonathan Ball, Profesor Virologi Molekuler, Universitas Nottingham mengatakan, “Kita harus mengakui bahwa model yang mereka gunakan untuk memperkirakan periode inkubasi membuat asumsi utama, dan mungkin asumsi yang paling mungkin berdampak pada data mereka adalah bahwa seseorang menjadi terinfeksi segera setelah mereka kontak dengan virus."

"Ini bisa saja tidak benar, titik waktu infeksi yang sebenarnya mungkin lebih lama, namun dengan asumsi infeksi terjadi pada tanggal yang lebih awal akan membuat periode inkubasi tampak lebih lama."

Dr Ball menambahkan, "Seperti yang ada, ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa masa karantina atau isolasi diri selama 14 hari tidak cocok."

"Juga, ada sedikit jika ada bukti bahwa orang dapat secara rutin menularkan virus selama periode tanpa gejala."

Menurut NHS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala paling umum dari infeksi coronavirus biasanya, berikut tiga gejala yang harus diwaspadai:

- Batuk

- Suhu tinggi

- Sesak napas

Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare.

Namun gejala-gejala tersebut biasanya terjadi secara bertahap.

Bisa saja orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Menurut WHO, sekitar satu dari setiap enam yang mengidap Covid-19 menjadi sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.

Orang yang lebih tua dan memiliki masalah medis seperti tekanan darah tinggi, jantung atau diabetes, lebih berisiko.

Gejala virus corona termasuk pneumonia dan pembengkakan di paru-paru, bisa menyulitkan paru-paru untuk mengalirkan oksigen ke aliran darah yang menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Pneumonia berat dapat membunuh orang dengan menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan.

Orang yang mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas harus segera mendapatkan penanganan medis.

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas