Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Persatuan Perawat Keluhkan Minimnya APD, 'Supaya Bisa Bertempur, Tidak Mati Konyol Melayani Pasien'

Keluhan ini, tetap datang dari para perawat meskipun pemerintah telah menyediakan sekaligus mendistribusikan APD

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Persatuan Perawat Keluhkan Minimnya APD, 'Supaya Bisa Bertempur, Tidak Mati Konyol Melayani Pasien'
Syarif Abdus Salam/Tribun Jabar
Ilustrasi: Seorang dalam pemantauan (ODP) virus corona asal Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dikabarkan ditolak di 5 rumah sakit saat membutuhkan perawatan. 

TRIBUNNEWS.COM -- Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PP PPNI) Harif Fadhillah mengatakan, tidak sedikit perawat di fasilitas kesehatan mengeluh tentang minimnya ketersediaan alat pelindung diri ( APD) dalam menghadapi wabah Covid-19.

Keluhan ini, lanjut Harif, tetap datang dari para perawat meskipun pemerintah telah menyediakan sekaligus mendistribusikan APD ke seluruh provinsi di Indonesia.

"Faktanya di rumah sakit swasta, klinik, puskesmas, mereka juga melayani, mereka juga membutuhkan (APD)," kata Harif setelah menerima bantuan APD dari DPP ( PKS), sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (26/3/2020).

Namun, komitmen para perawat tersebut harus diimbangi pula dengan komitmen pemerintah di dalam menyediakan APD.

Baca: Pagar Rumah Warga di Cipedak Jagakarsa Hancur Dihantam Truk Molen yang Terguling

Baca: Catat, Ini Daftar Warteg yang Gratiskan Makan di Jabodetabek

Baca: Anggota Polisi yang Viral Karena Aksi Berkeliling Beri Imbauan Covid-19 di Madura Meninggal

Ini agar perawat bekerja maksimal.

"Karena faktor keamanan ini number one, nol toleransi. Supaya bisa bertempur, supaya tidak mati konyol melayani pasien," ujar dia.

Di sisi lain, PP PPNI berharap bantuan APD tidak hanya datang dari pemerintah. Namun juga dari masyarakat.

Berita Rekomendasi

Dalam keterangan pers yang sama, Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan bahwa dokter dan perawat merupakan garda terdepan dalam penanganan wabah virus corona.

Oleh sebab itu, kebutuhan kerja mereka harus terpenuhi.

PKS sendiri sudah meminta pengurus partai, baik pusat maupun daerah, untuk berkontribusi dalam penyediaan APD bagi tenaga medis wilayahnya masing-masing.

"Tenaga medis menjadi front liner. Menjadi paling depan karena penyelamatan atau pun penanganan mereka yang terpapar atau yang positif tentu harus langsung ditangani tenaga medis, dalam hal ini dokter dan perawat ada di barisan paling depan," ujar Sohibul.

Sejak pandemi virus corona, perawat bukan hanya minim APD, tapi juga terkena stigma negatif dari masyarakat.

Direktur Utama RSUP Persahabatan, dr Rita Rogayah menjelaskan, pihaknya bakal mencarikan tempat tinggal baru bagi seorang perawat yang pergi dari tempat tinggalnya akibat stigma masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Sejumlah relawan menawarkan bantuan tempat tinggal baru bagi perawat yang telah 3 hari tidur di RSUP Persahabatan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas