Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jadi Garda Terdepan Lawan Corona, dr. Erlina Minta Pemerintah Kirimkan APD ke Rumah Sakit Rujukan

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Erlina Burhan meminta agar pemerintah dapat membantu para dokter dalam melawan virus corona.

Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Jadi Garda Terdepan Lawan Corona, dr. Erlina Minta Pemerintah Kirimkan APD ke Rumah Sakit Rujukan
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Erlina Burhan meminta agar pemerintah dapat membantu para dokter dalam melawan virus corona atau Covid-19.

Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (1/4/2020).

dr. Erlina menuturkan, saat ini seluruh dokter di Indonesia telah bersedia untuk melawan corona.

Baca: Penjelasan dr. Erlina Soal Pasien Positif Corona Meninggal, Harus Cepat Dikubur & Dibungkus Plastik

Sebagai garda terdepan, para dokter membutuhkan sebuah 'senjata' dalam peperangan kali ini.

Kepada Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, dr. Erlina meminta untuk dapat diberi bantuan senjata tersebut.

Karena para dokter telah berjuang melawan virus baru dengan bertaruh seluruh nyawa.

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Erlina Burhan meminta agar pemerintah dapat membantu para dokter dalam melawan virus corona atau Covid-19.
Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Erlina Burhan meminta agar pemerintah dapat membantu para dokter dalam melawan virus corona atau Covid-19. (Tangkap layar kanal YouTube Indonesia Lawyers Club)

Hingga kesehatan mereka sendiri.

Berita Rekomendasi

"Ini dokter-dokter di seluruh Indonesia udah siap berjuang melawan musuh bersama kita, virus Covid," tutur dr. Erlina.

"Untuk berjuang 'kan perlu senjata, tolonglah diberi senjata."

"Kami ini memang garda terdepan, menaruhkan kesehatan sendiri, mempertaruhkan mungkin nyawa juga," tambahnya.

dr. Erlina bahkan menuturkan mungkin saja seorang dokter akan kelelahan.

Apabila nantinya pasien yang membutuhkan perawatan terus bertambah.

Baca: Masyarakat Gunakan Disinfektan saat Bersihkan Tubuh dari Corona, dr. Erlina: Itu untuk Benda Mati

Baca: Penyebab Jumlah Pasien Meninggal di Indonesia Lebih Banyak dari yang Sembuh Versi dr. Erlina

Dalam kesempatan itu, dr. Erlina juga menyinggung soal alat pelindung diri (APD).

Di mana perlengkapan itu sangat dibutuhkan oleh para tenaga medis.

Terlebih untuk melawan virus corona sekarang ini.

dr. Erlina mengungkapkan, saat ini APD sudah langka untuk ditemukan di Indonesia.

Tak sampai di situ, APD juga ternyata langka di seluruh dunia.

Pekerja di konveksi Evlogia Apparel sedang membuat APD hazmat suit untuk memenuhi kebutuhan APD di rumah sakit.
Pekerja di konveksi Evlogia Apparel sedang membuat APD hazmat suit untuk memenuhi kebutuhan APD di rumah sakit. (Istimewa/HO/TribunJabar)

Banyak negara yang juga membutuhkan APD dengan jumlah tak sedikit.

dr. Erlina menyarankan pabrik-pabrik garment yang ada di Indonesia dapat memulai untuk membuat perlengkapan untuk tenaga medis.

Asalkan masih memenuhi standar dari alat kesehatan.

"Dan lama kelamaan kalau pasiennya bertambah banyak, mungkin suatu ketika dokter akan kelelahan," terang dr. Erlina.

"APD ini di mana-mana seluruh Indonesia ini langka, bahkan di seluruh dunia semua ngejar APD."

"Mungkin barangkali banyak pabrikan garment dalam negeri yang mau memproduksi masker," imbuhnya.

Baca: Kondisi Terkini Detri Warmanto, Rontgen Paru-Paru dan Tes Darah Normal, Masih Tunggu Hasil Swab

Baca: Kondisi Terbaru Andrea Dian yang Kini Diisolasi di Wisma Atlet, Akui Mulai Bosan & Beri Imbauan Ini

Kepada Fadjroel, dr. Erlina meminta agar pemerintah dapat memberikan APD ke rumah sakit yang menjadi rujukan untuk menangani covid di setiap daerah.

dr. Erlina berharap pemerintah tidak membiarkan dokter untuk melayani pasien tanpa APD.

Karena bagi dr. Erlina, tindakan itu sama saja dengan membahayakan diri sendiri.

"Tolong Pak Fadjroel, APD disebar ke seluruh pusat pelayanan covid," ungkap dr. Erlina.

"Jangan kami dibiarkan melayani pasien tanpa APD yang memadai. Itu sama dengan bunuh diri," pungkasnya.

Petugas PMI memakai alat pelindung diri (APD) sebelum melakukan penyemprotan disinfektan di Jakarta, Kamis (26/3/2020). PMI Pusat bersama unsur TNI mengerahkan 3.000 relawan mulai melakukan tindakan penyemprotan cairan disinfektan sebagai upaya penanggulangan wabah virus Covid-19 yang terbagi ke dalam 600 titik wilayah DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/HO
Petugas PMI memakai alat pelindung diri (APD) sebelum melakukan penyemprotan disinfektan di Jakarta, Kamis (26/3/2020). PMI Pusat bersama unsur TNI mengerahkan 3.000 relawan mulai melakukan tindakan penyemprotan cairan disinfektan sebagai upaya penanggulangan wabah virus Covid-19 yang terbagi ke dalam 600 titik wilayah DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Dalam kesempatan itu, dr. Erlina juga menjelaskan perihal adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) soal penguburan jenazah pasien positif corona.

Tim medis perlu melakukan antisipasi untuk menangani jenazah pasien positif corona.

Karena corona merupakan virus baru yang belum diketahui secara detail.

Para tenaga medis lebih baik belajar dari virus flu burung.

Di mana virus tersebut dapat menular meskipun pasien sudah meninggal dunia.

Baca: Update Provinsi di Indonesia Belum Ditemukan Kasus Positif Corona, NTT dan Gorontalo

Baca: Update Covid-19 1 April 2020 Pukul 12.00 WIB: Tembus 859.032 Kasus, AS Tambah 1 Kematian

Diketahui flu burung dapat ditularkan melalui cairan di dalam tubuh manusia.

"Tapi kita juga perlu antisipasi, ini 'kan virus baru penyakit baru kita tidak tahu," ungkap dr. Erlina.

"Kita belajar dari flu burung."

"Bahwa kalaupun sudah meninggal virus ini ditemukan di cairan tubuh," imbuhnya.

Seperti yang diketahui, untuk pemrosesan penguburan jenazah harus melalui pembersihan.

Yaitu seluruh cairan di dalam tubuh harus dikeluarkan.

Para tenaga medis khawatir, saat melakukan proses tersebut justru dapat menularkan virus.

Sehingga diputuskan untuk menetapkan kebijakan sedemikian rupa terkait penguburan jenazah.

Baca: Bukan Lockdown, Pemerintah Akan Buat PP Karantina Wilayah, Tetap Ada Aktivitas namun Dibatasi

Baca: Soal Karantina Wilayah, Ganjar Pranowo akan Memetakan Tiap Daerah dan Bagi Menjadi Tiga Zona

"Nah kita tahu proses pemulasaran jenazah itu 'kan membersihkan mayat," terang dr. Erlina.

"Termasuk membersihkan cairan tubuh, kita khawatir ini juga menjadi sumber penularan."

"Itulah sebabnya SOP seperti itu," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Febia Rosada)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas