Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Pemerintah telah mendistribusikan sebanyak 349.000 alat pelindung diri (APD) ke seluruh rumah sakit yang menangani pasien terinfeksi virus corona (Covid-19).

Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yuri dalam konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Rabu (1/4/2020).

"Sebanyak 349.000 APD telah terdistribusi dan ini akan terus kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang menjadi lini terdepan di dalam kaitan dengan perawatan pasien Covid-19," ujar Yurianto.

Baca: Media Harus Menjadi Semacam Clearing House untuk Sampaikan Informasi Positif kata Adi Prasetyo

Baca: Tiga Pemain Asing Persebaya Surabaya yang Negaranya Jauh Terpaksa tak Pulang kata Aji Santoso

Baca: Update Kasus Pembunuhan Hakim Jamaluddin, Zuraida Sering Curhat Ini Sebelum Suami Tewas Dibunuh

Sehari sebelumnya Selasa (31/3/2020), Yurianto menyebut alat pelindung diri (APD) sudah didistribusikan sebanyak 191 ribu ke seluruh rumah sakit yang menangani COVID-19.

Kemudian kata Yurianto, 360 rumah sakit rujukan telah disiapkan baik itu Rumah Sakit Pemerintah, TNI, Polri, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun milik swasta.

"Ini menjadi komitmen bersama kita bahwa permasalahan ini adalah permasalahan serius yang harus ditangani secara terintegrasi dari semua pihak," jelasnya.

Bukan itu saja kata Yurianto, setidaknya 5.000 petugas kesehatan untuk menangani wabah Covid-19.

"Ini sudah ada lebih dari 5000 petugas kesehatan yang terjun di tengah-tengah masyarakat untuk melangsungkan penyelidikan epidemiologi," ujar Yurianto.

Pemerintah juga telah mendistribusikan 475.200 kit untuk rapid test ke seluruh Dinas Kesehatan Provinsi. Langkah ini dilakukan untuk mendeteksi serta memutus mata rantai penularan virus corona.

"Untuk digunakan sebagai screening awal di dalam kaitan penanganan untuk menemukan kasus positif di dalam rangka memutus rantai penularannya," tutur Yurianto.

Yurianto mengatakan pihaknya telah memeriksa ribuan spesimen hingga sejauh ini. Spesimen ini diambil untuk dilakukan pemeriksaan PCR yang menentukan seseorang positif corona atau tidak.

"Sudah lebih dari 6500 spesimen, sampel yang dikirimkan ke 34 laboratorium ke seluruh Indonesia yang digunakan untuk menguji dan kemudian digunakan untuk menentukan diagnosa dalam pemeriksaan PCR," ucap Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu (1/3/2020).

Yurianto mengatakan proses menggunakan sumber daya manusia yang banyak. Namun bakal diteruskan demi mendeteksi pasien positif corona di Indonesia.

Dirinya mengatakan Kementerian Kesehatan bakal lebih agresif dalam mencari kasus pasien positif corona yang baru. Hal ini dilakukan untuk memutus penularan virus ini.

"Komitmen kita ke depan sudah barang tentu kita akan melangkah lebih agresif lagi untuk menentukan kasus baru dan kemudian melakukan isolasi agar kemudian kita bisa memutus secara tegas rantai penularan yang lebih luas di masyarakat," ucap Yurianto.

Seperti diketahui, hingga hari Rabu (1/4/2020), total kasus positif corona di Indonesia menjadi 1.677 orang. Terdapat tambahan 149 pasien positif corona.

Sementara pasien yang sembuh bertambah 22 orang sehingga total menjadi 103 orang. Sementara angka kematian dari kasus positif bertambah 21 orang menjadi 157 orang.