Ustaz Abdul Somad Menanggapi Adanya Penolakan Jenazah Corona di Beberapa Daerah
Jenazah penderita virus corona mendapat penolakan dibeberapa daerah. Ustaz Abdul Somad angkat bicara terkait permasalahan ini.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Ustaz Abdul Somad ikut menanggapi terkait jenazah pasien virus corona yang mendapat penolakan dari warga untuk dimakamkan di lingkungannya.
Ia mengingatkan bahwa ada empat kewajiban fardhu kifayah seorang muslim terhadap saudaranya seiman yang meninggal dunia.
Empat kewajiban itu adalah memandikan, mengkafankan, mensalatkan, dan memakamkan.
Tapi dalam kasus ini, jenazah menderita penyakit corona yang dapat menular sehingga ada warga yang menolak untuk dimakamkan di lingkungannya.
"Nah yang jadi masalah yang keempat ini memakamkan. Apa yang jadi kendalanya mengapa jenazahnya mesti ditolak di pemakam umum tersebut. Tentu saja karena dikhawatrikan akan menyebarkan wabah penyakit," ujarnya dilansir melalui YouTube tvOneNews, Kamis (2/4/2020).
Ustaz Abdul Somad menjelaskan dalam permasalah ini harusnya warga ikut dengan pernyataan dokter yang lebih mengetahui tentang virus ini.
Menurutnya sudah jelas perkataan dari dokter bahwa jenazah sudah ditangani secara medis dengan ditutup plastik.
Baca: Ketua Umum PBNU Angkat Bicara Terkait Penolakan Jenazah Covid-19: Jangan Diremehkan dan Dihina
Sehingga tidak ada potensi penyebaran virus ini karena plastik membutuhkan waktu bertahun-tahun agar hancur.
"Tidak ada yang paling mengerti mengenai penyakit ini kecuali dokter. (Dalam Al-quran dikatakan) Kalau diserahkan perkara kepada yang tidak pada ahlinya tunggulah kehancuran."
"Karena itu kita tanyakan ke dokter yang amanah, dokter yang ngaji, dokter yang dekat dengan kiai."
"Pak dokter ini kalau ada pasien corona meninggal dunia setelah itu ditutup dengan kain kafan setelah itu ditutup dengan plastik, diikat, masuk kedalam tanah apakah masih menyebar lagi? Tidak, karena plastik itu hancur puluhan tahun sekian puluh tahun baru hancur baru wabah keluar dan wabah waktu itu sudah mati," ungkapnya.
Menurutnya masyarakat jangan menggunakan perasaan, prasangka dan persepsi dalam menghadapi sebuah masalah.
"Maka kalau sudah tidak ada ke khawatiran lagi sedikitpun maka kita terima. Adapun diluapkan karena persaan, karena persepsi, prasangka maka sesungguhnya kita sudah berbuat tidak sesuai pengetahuan kita."
"(Dalam Al-quran dikatakan) Janganlah engkau berbicara, berbuat sesuatu yang engkau tidak punya ilmu disitu. Sesungguhnya penndengaran, penglihatan, dan hati kecil semua akan disoal semua akan ditanya pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT," ujar ustaz 42 tahun ini.
Ia berharap masyarakat dapat menerima jenazah pasien corona dan tidak ada lagi penolakan.
Pria kelahiran Sumatera Selatan ini juga berdoa untuk jenazah, keluarga jenazah dan negara Indonesia agar terbebas dari wabah virus corona.
"Oleh sebab itu jika para dokter yang amanah sudah mengatakan ini tidak menular maka kita sebagai warga masyarakat kita terima. Apalagi tanah wakaf itu bukan punya kita tapi punya kaum muslimin."
"Masalah kita sudah banyak tidak lagi kita tambah dengan masalah lain. Mudah-mudahan saudara kita yang kerabatnya meninggal dunia keluarganya menjadi syahid."
"Kita sama-sama berdoa mudah-mudahan negeri kita dilepaskan dari wabah bencana corona ini secepatnya," ungkapnya.
Baca: Sikapi Penolakan Pemakaman Jenazah Pasien Corona, Bhabinkamtibmas Turun Tangan
Sebelumnya, pro kontra pemakaman jenazah yang terinfeksi virus Covid-19 atau corona di Banyumas, Jawa Tengah menjadi sorotan.
Bupati Banyumas, Achmad Husein menegaskan pihaknya akan menggandeng ahli untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat soal jenazah yang terinfeksi virus.
"Ini masyarakat yang belum tahu, akan berdiskusi dengan pakar tentang itu kemudian disampaikan kepada masyarakat bahwa virus itu di dalam jenazah, begitu masuk tanah maka virusnya juga mati. Tidak akan kemudian berkembang biak dan menjalar itu tidak, mungkin itu yang kemudian masyarakat belum mengerti," jelas Husein dikutip dari Kompas.com.
Seperti diketahui, Husein, pada Rabu (1/4/2020) pagi, memimpin langsung proses pemindahan jenazah pasien positif corona yang ditolak warga di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kecamatan Patikraja dan Kecamatan Wangon.
Dirinya ingin menunjukkan, jenazah pasien positif corona yang telah dimakamkan tidak menularkan virus.
"Saya sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa jenazah (pasien positif corona) setelah meninggal itu tidak berbahaya," kata Husein melalui pesan singkat, Rabu (1/4/2020).
(Tribunnews.com/Mohay)