Tersedia 200 Ribu Reagen PCR, Pemerintah Baru Lakukan Tes 15 Ribu Spesimen
Juru bicara Pemerintah Indonesia untuk penanganan virus corona (Covid-19), Achmad Yurianto mengatakan lebih dari 15 ribu spesimen telah dites.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Pemerintah Indonesia untuk penanganan virus corona (Covid-19), Achmad Yurianto mengatakan lebih dari 15 ribu spesimen telah dites dalam pemeriksaan covid-19.
"Sampai dengan hari ini kita sudah melaksanakan pemeriksaan lebih dari 15 ribu," kata Yuri saat konferensi pers di Kantor BNPB, Rabu (8/4/2020) sore.
Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode-metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Tidak disebutkan secara rinci, namun diketahui dalam waktu sehari pemeriksaan yang dilakukan dengan metode PCR ini bertambah kurang lebih 1.000.
Sebab di hari sebelumnya, Yuri menyampaikan telah memeriksan sebanyak 14.354 spesimen.
Baca: UPDATE: 2.956 Pasien Positif Corona dan 222 Orang Sembuh di Indonesia
Baca: UPDATE Kasus Corona di DKI Jakarta Hari Ini: 1.552 Kasus Positif Tersebar di 880 Kelurahan
Baca: Ciri dan Gejala Virus Corona Paling Umum, Mulai Demam hingga Batuk Kering
Jumlah spesimen yang diperiksa tersebut merupakan kiriman lebih dari 300 rumah sakit rujukan untuk covid-19 yang terdiri dari rumah sakit umum pemerintah, rumah sakit BUMN, rumah sakit TNI, rumah sakit Polri maupun rumah sakit swasta.
Yuri mengatakan, saat ini ketersediaan reagen untuk tes PCR berjumlah 200 ribu.
Reagen merupakan sebuah cairan yang biasanya digunakan di laboratorium.
Reagen ini biasanya ditambahkan untuk melihat adanya reaksi kimia pada kondisi tertentu, seperti dalam hal diagnosis infeksi coronavirus.
Pemerintah sendiri melakukan tes PCR ini bukan dengan cara acak.
Dijelaskannya, sebelum dilakukan pemeriksaan dengan PCR, pemerintah terlebih dahulu melakukan tes dengan metode rapid test.
"Tes PCR kita adalah tes untuk menegakkan diagnosa dari mekanisme screening yang terarah, oleh karena itu kita tidak akan melakukan screening dengan PCR."
"Screening yang kita lakukan adalah dengan rapid test, disamping juga melalui tracing dengan analisis risiko kontak yang cukup tinggi," terang Yuri.
Baca: Ridwan Kamil dan Wahidin Halim Sepakat Ikuti Langkah DKI Terapkan PSBB di Wilayah Bodetabek
Baca: Gugus Tugas minta warga Jakarta patuhi PSBB
Menurutnya dengan cara seperti itu, presentase positif dari tes PCR yang dilakukan akan lebih tinggi,
"Sehingga persentase positif PCR dari pemeriksaan yang dilakukan relatif tinggi, karena PCR tidak kita lakukan dengan metode acak tetapi terpilih dan terstruktur dimulai dari awal," kata dia.
Sejauh ini, untuk kasus positif covid-19, hingga Rabu (8/4/2020) ada sebanyak 2.956 kasus yang terkonfirmasi.
Jumlah tersebut meningkat sebanyak 218 orang dari jumlah yang dilaporkan sebelumnya, Selasa (7/4/2020).
"Dari pemeriksaan PCR yang kami dapatkan, ada 218 kasus baru sehingga total menjadi 2.956 kasus," kata Yuri seperti disiarkan kanal YouTube BNPB.
Kasus kematian yang terkonfirmasi tercatat ada 240 kasus, bertambah 19 kasus dari hari sebelumnya.
Baca: Cara Mudah Klaim Token Listrik PLN Gratis Selama 3 Bulan via WhatsApp atau www.pln.co.id
Baca: Cara Pendaftaran Kartu Pra Kerja di prakerja.go.id, Peserta dapat Insentif Rp 3,5 Juta
Baca: Presiden Jokowi Akan Beri BLT Rp 600.000 per Keluarga, Simak Syaratnya Ini Agar Dapat Bantuan
Disisi lain kasus pasien sembuh juga terus bertambah, total ada sebanyak 222 orang yang dinyatakan sembuh, ada penambahan 18 kasus dibanding hari sebelumnya.
"Ada 18 kasus yang sudah sembuh sehingga total menjadi 222 kasus dan ada 19 kasus yang meninggal sehingga total menjadi 240 kasus," sambungnya.
Yuri mengatakan, terus bertambahnya kasus positif ini menandakan masih terjadinya penularan di tengah masyarakat.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan physical distancing serta menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan.
Yuri juga mengatakan bahwa masyarakat merupakan garda terdepan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Oleh karena itu, ia pun mengimbau pada masyarakat agar tetap disiplin untuk mengikuti arahan berada di rumah, menjaga jarak, serta bekerja, belajar, beribadah dari rumah.
Masyarakat juga harus mengenakan masker ketika berada di luar rumah.
(Tribunnews.com/Tio)