Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Corona Disebut Bisa Menular ke Hewan, Dokter Hewan Sekaligus Ahli Virus Beri Penjelasan

Kucing hingga anjing disebut bisa tertular virus corona. Ahli virus drh. Moh Indro Cahyono menegaskan bahwa virus corona tidak bisa menginfeksi hewan.

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Corona Disebut Bisa Menular ke Hewan, Dokter Hewan Sekaligus Ahli Virus Beri Penjelasan
rspca.org.uk
Ilustrasi kucing peliharaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Virus corona kini tengah mewabah di hampir seluruh dunia.

Dalam penyebarannya, muncul kabar hewan juga bisa tertular virus corona, mulai dari anjing, kucing, hingga harimau.

Ahli virus drh. Moh Indro Cahyono menegaskan bahwa virus corona tidak bisa menginfeksi hewan.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini dijelaskan Indro dalam teleconference unggahan YouTube Official iNews, Minggu (12/4/2020)

Hingga saat ini, sumber virus corona memang masih menjadi perdebatan meski beberapa pihak menyebut berasal dari kelelawar.

Indro menjelaskan bahwa corona menginfeksi tubuh manusia dan membutuhkan proses mutasi untuk bisa menginfeksi hewan.

Baca: Update Corona Dunia 13 April 2020 Pukul 14.00 WIB: Tembus 1,8 Juta Lebih Kasus, Sembuh 427.806

Baca: Kebutuhan APD Melonjak, Pertamina Bantu RS Rujukan Padang

Sedangkan menurut Indro, virus tidak mungkin bermutasi dalam waktu cepat.

Berita Rekomendasi

"Virus ini tidak mungkin mengalami mutasi dalam waktu singkat dan dalam waktu cepat," ujar Indro.

Meski demikian, Indro mengakui bahwa banyak orang atau hewan yang menunjukkan hasil positif saat menjalani tes corona.

"Yang dipermasalahkan adalah hasil dari tes yang menunjukkan respons positif," kata Indro.

"Respons positif ini didapat dari hasil PCR atau polymerase chain reaction yang didapat dari hasil tes swab," sambungnya.

Menurut Indro, wajar saja jika hasil tes swab manusia atau binatang di daerah pusat penyebaran corona menunjukkan hasil positif.

Baca: Ekses Pandemi Corona, Kementerian Pertanian Harus Diperkuat Cegah Krisis Pangan

Baca: VIRAL Satpam Tampar Perawat: Pengakuan Korban dan Pelaku hingga Permintaan Maaf Wali Kota Semarang

Nadia, harimau di New York yang positif mengidap virus corona
Nadia, harimau di New York yang positif mengidap virus corona (abc13)

Seperti harimau di kebun binatang New York, Amerika Serikat, yang dinyatakan positif.

"Jika di dalam satu wilayah terjadi outbreak atau wabah, maka hampir sebagian besar makhluk hidup," terang Indro.

"Termasuk manusia dan mungkin bahkan harimau, yang ada di lingkungan pada saat terjadi wabah, dilakukan uji swab, maka akan sangat dimungkinkan mendapat hasil positif," paparnya.

Namun yang terpenting bukan status positif atau negatif, melainkan apakah virus tersebut bisa menginfeksi atau tidak.

"Tetapi permasalahannya di sini adalah bukan apakah dia positif atau tidak, permasalahannya apakah virus ini bisa menempel ke makhluk hidup lain atau tidak," kata Indro.

Indro menegaskan corona hanya bisa menginfkeksi reseptor manusia saja.

Sedangkan dalam kasus hewan, hewan yang dinyatakan positif memang membawa corona dalam tubuhnya namun tidak menginfeksi apalagi menularkan ke hewan lain.

"Virus Covid-19 hanya bisa menempel pada reseptor yang ada di manusia, sehingga dia hanya akan menimbulkan infeksi kepada manusia saja," tegas Indro.

"Sementara kepada harimau, sangat mungkin didapatkan hasil PCR positif, tapi dia tidak mungkin menular ke harimau," ungkapnya.

Sementara itu, untuk kasus pada manusia juga dibagi lagi antara manusia yang baru pertama terinfeksi atau sudah pernah lalu kembali terjangkit.

Untuk manusia yang baru pertama terpapar dan terinfeksi, maka butuh waktu lebih lama agar tubuh mengeluarkan antibodi untuk melawan virus.

Sedangkan bagi manusia yang pernah terjangkit, tubuhnya memiliki memori sehingga membentuk kekebalan dengan lebih cepat.

Berikut video lengkapnya:

Update kasus corona global

Berikut rincian update virus Corona di beberapa negara menurut worldometers.info sampai Senin (13/4/2020) pukul 14.00 WIB

Global

Total Kasus: 1,853,619
Total Kematian: 114,271
Total Sembuh: 427,806

1. Amerika Serikat

Total Kasus: 560.433
Total Kematian: 22.115
Total Sembuh: 32.634

2. Spanyol

Total Kasus: 166.831
Total Kematian: 17.209
Total Sembuh: 62.391

3. Italia

Total Kasus: 156.363
Total Kematian: 19.899
Total Sembuh: 34.211

4. Perancis

Total Kasus: 132.591
Total Kematian: 14.393
Total Sembuh: 27.186

5. Jerman

Total Kasus: 127.854
Total Kematian: 3.022
Total Sembuh: 60.300

6. Inggris

Total Kasus: 84.279
Total Kematian: 10.612
Total Sembuh: -

7. China

Total Kasus: 82.160
Total Kematian: 3.341
Total Sembuh: 77.663

8. Iran

Total Kasus: 71.686
Total Kematian: 4.474
Total Sembuh: 43.894

9. Turki

Total Kasus: 56.956
Total Kematian: 1.198
Total Sembuh: 3.446

10. Belgia

Total Kasus: 29.647
Total Kematian: 3.600
Total Sembuh: 6.463

11. Belanda

Total Kasus: 25.587
Total Kematian: 2.737
Total Sembuh: 250

12. Swiss

Total Kasus: 25.415
Total Kematian: 1.106
Total Sembuh: 12.700

13. Kanada

Total Kasus: 24.383
Total Kematian: 717
Total Sembuh: 7.172

14. Brasil

Total Kasus: 22.318
Total Kematian: 1.230
Total Sembuh: 173

15. Portugal

Total Kasus: 16.585
Total Kematian: 504
Total Sembuh: 277

16. Rusia

Total Kasus: 15.770
Total Kematian: 130
Total Sembuh: 1.291

17. Austria

Total Kasus: 13.945
Total Kematian: 350
Total Sembuh: 6.987

18. Israel

Total Kasus: 11.145
Total Kematian: 103
Total Sembuh: 1.627

19. Korea Selatan

Total Kasus: 10.537
Total Kematian: 217
Total Sembuh: 7.447

20. Swedia

Total Kasus: 10.483
Total Kematian: 899
Total Sembuh: 381

Data selengkapnya klik di sini.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila/ Ayumiftakhul)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas