Vietnam Nol Kematian Covid-19, Justru Sumbang Bantuan untuk 3 Negara Ini
Nol kematian di tengah pandemi corona di Vietnam justru menguak fakta lain negara ASEAN itu, termasuk menyumbang bantuan ke 3 negara
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM – Vietnam bertahan dengan torehan kasus corona atau Covid-19.
Hingga kini Senin (13/4/2020) data worldometers.info, menunjukkan sebanyak 262 kasus Covid-19 terkonfirmasi di Vietnam.
Jumlah pasien yang sembuh sebanyak 144 orang.
Baca: Kebijakan Langka Sebuah Kota Nihil Kasus Covid-19, Berbanding 140.000 Kasus di Spanyol
Sementara kabar baik bagi Vietnam bahwa tak ada korban jiwa atau orang meninggal karena Covid-19.
Lalu bagaimana kabar terbarunya?
Tambahan 2 Pasien
Diberitakan Vietnam News, dua warga di Desa Hoa Lôi, Distrik Mê Linh Hà Nội dinyatakan positif Covid-19.
Hal itu membuat jumlah pasien Covid-19 di Vietnam menjadi 262.
Dari jumlah tesebut, terdapat 10 orang terjangkit Covid-19 berasal dari desa yang sama.
Baca: Berdinding Karton, Lihat Tempat Tunggu Hasil Tes Covid-19 di Bandara Narita Jepang
Satu kasus baru adalah seorang wanita berusia 60 tahun yang memiliki toko kelontong di Pasar Hand dan yang lainnya seorang wanita berusia 26 tahun yang bekerja untuk perusahaan gadget.
Kemungkinan dia tertular virus dari pamannya, pasien 254.
Kedua wanita ini dirawat di Rumah Sakit Nasional untuk Penyakit Tropis No 2 di Distrik Hà Nội Đông Anh.
11 Ribu Warga
Setelah sejumlah kasus ditemukan di desa yang sama, lebih dari 11.000 warga dikarantina.
Lebih dari 6.800 pasien telah mengikuti uji SARS-CoV-2 dan sedang menunggu hasilnya.
Departemen Kesehatan kota pada hari Minggu mengerahkan 15 tim tanggapan cepat ke desa untuk membantu pihak berwenang setempat.
Di antara 262 kasus di Vietnam sekarang, 144 telah pulih.
Dari 118 kasus aktif yang dirawat di 14 fasilitas kesehatan nasional, 22 orang dinyatakan negatif seklai tes.
Enam belas pasien dinyatakan negatif pada dua kali tes.
Sumbang Myanmar, Laos, Kamboja
Sementara berita lain di Vietnam News mengabarkan bahwa Vietnam memberikan bantuan dana kepada Myanmar.
Wakil Menteri Luar Negeri Nguyễn Quốc Dũng, atas nama Perdana Menteri Nguyễn Xuân Phúc, secara simbolis menyerahkan US $ 50.000 atau setara hampir sekitar Rp 800 juta kepada Duta Besar Myanmar untuk Việt Nam Kyaw Soe Win untuk mendukung perang negara melawan pandemi Covid-19.
Berbicara pada sebuah upacara di Ha Nội pada hari Jumat, Dũng mengatakan bahwa Vietnam dan Myanmar tidak hanya merupakan anggota ASEAN tetapi juga mitra kerja sama yang erat.
Baca: Suasana Kota-kota di Singapura yang Terapkan Semi Lockdown untuk Cegah Covid-19, Jalanan Sepi
Keputusan Vietnam untuk memberikan dana kepada Myanmar dalam konteks itu juga dihantam pandemi yang menunjukkan hubungan dekat dan dukungan timbal balik antara kedua negara serta solidaritas anggota ASEAN.
Dia menyatakan harapannya bahwa bantuan itu akan membantu Myanmar mengatasi masa sulit ini.
Adapun Pemerintah Vietnam telah menyumbangkan bantuan ke negara-negara tetangga.
Misalnya bantan perbekalan kesehatan dan peralatan tes masing-masing senilai VNĐ 7 miliar atau Rp 4,7 miliar ke Laos dan Kamboja.
Cara Jitu Vietnam
Vietnam menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang sampai saat ini belum memiliki kasus kematian akibat virus corona atau Covid-19.
Terhitung Sabtu (28/3/2020), Vietnam memiliki 163 kasus positif di mana 20 pasien dinyatakan sembuh.
Sejak awal pemerintah Vietnam tegas memerangi virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Di awal Maret lalu, Vietnam berhasil menyembuhkan seluruh pasien positif corona, yang saat itu masih berjumlah 16 kasus.
Keberhasilan itu mendapatkan apresiasi dari organisasi kesehatan dunia atau WHO.
WHO menilai, pemerintah Vietnam sangat merespons cepat dan aktif atas keadaan darurat dan kritis di tahap awal penyebaran di wilayahnya.
Berikut langkah hebat Vietnam dalam menekan penyebaran virus corona yang bisa dicontoh oleh Indonesia tanpa menerapkan lockdown :
1. Pemerintah Proaktif dan Konsisten
Pemerintah Vietnam telah mengaktifkan sistem responsif saat tahapan awal wabah.
Kasus pertama terjadi pada 23 Januari lalu, saat dua orang warga China yang sedang berlibur Imlek di Kota Ho Chi Minh dinyatakan positif corona.
Pemerintah langsung mengintensifkan pengawasan, meningkatkan pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi, manajemen kasus yang baik di fasilitas kesehatan, menyampaikan pesan komunikasi ke publik dengan sangat jelas, serta kolaborasi lintas sektor yang erat.
Media dikontrol dengan penyebaran kampanye-kampanye besar-besaran yang positif untuk bersama-sama melawan virus corona.
2. Penerapan Prinsip Dasar dan Protokol Kesehatan dengan Ketat
Langkah berikutnya adalah menerapkan prinsip-prinsip dasar kesehatan dan mengikuti instruksi ketat dari protokol kesehatan, seperti yang disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Nguyan Thanh Long saat konferensi pers pada 10 Februari lalu.
Seperti, dokter diharuskan mengobati segera gejala pada pasien seperti demam. Lalu pasien menjalani diet ketat dan makan-makanan bergizi, serta memonitor asupan oksigen di dalam darah pasien.
Selain melalui sisi medis, pemerintah Vietnam juga mencegah penyebaran virus meluas dengan menerapkan aturan liburan sekolah dan universitas yang panjang di 63 kota.
Meski libur sekolah, para siswa dipantau oleh guru dan terus diingatkan pola hidup bersih yakni mencuci tangan dan mengukur suhu tubuh.
3. Ekspor Satwa Liar Dilarang
Pemerintah Vietnam lebih jauh juga memberlakukan larangan ekspor satwa liar sejak 28 Januari.
Satwa liar yang dilarang juga meliputi hewan yang berhubungan dengan penyakit mematikan lain seperti SARS dan MERS.
Pasar hewan, peternakan, dan restoran diawasi ketat untuk meminimalisir perdagangan hewan liar yang dikomsumsi.
4. Pembatasan Kontak Fisik yang Diawasi Militer
Semua orang ditempatkan di bawah level pembatasan kontak yang ketat. Sejak awal, siapa pun yang tiba di Vietnam dari daerah berisiko tinggi akan dikarantina selama 14 hari.
Pejabat keamanan atau mata-mata Partai Komunis mengawasi di setiap sudut jalan hingga ke desa-desa.
Tentara dikerahkan untuk melawan Covid-19. Pengawasan ketat ini berhasil memperkecil jumlah orang yang melanggar peraturan.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Rina Ayu)