Cerita Terapis Tuna Netra di Ciputat, Sepi Orderan Selama Corona dan Berjuang Manfaatkan Tabungan
Pada Selasa (14/4/2020) lalu, ILC membahas efektifitas PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang sudah berlaku di sejumlah daerah.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Pada Selasa (14/4/2020) lalu, ILC membahas efektifitas PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang sudah berlaku di Jakarta dan di sejumlah daerah penyokongnya pada Rabu ini.
Di sana, seorang terapis tuna netra turut diundang untuk bercerita tentang kondisinya selama pandemi Covid-19.
Adalah Muldiyantoro, terapis tuna netra asal Ciputat.
Dia bercerita bahwa sedang tinggal bersama orang tua dan membuka praktik pijat di sana.
Baca: Catat! Layanan Operasional Transportasi Umum di DKI Jakarta Selama PSBB
Baca: Lagi, Perawat Meninggal di Jakarta karena Tangani Pandemi Covid-19
Muldiyantoro, mulai merintis usahanya ini dari 2006 silam.
Dia sudah menikah dan dikaruniai dua anak berusia 12 tahun dan 4 tahun.
"Kadang sebulan dapat dua terus lama kelamaan bertambahnya bulan waktu akhirnya nambah sepuluh sekarang bahkan lebih gitu ya," ceritanya saat merintis usaha ini.
Namun sejak Covid-19 menjangkiti Jakarta dan sekitarnya, Muldi atau akrab disapa Kimung ini kebingungan.
"Semenjak datangnya corona ini aku hidup kebingungan. Yang dipijit takut apalagi yang mijit," ungkapnya.
"Apalagi aku nggak lihat, jadi nggak tahu posisi pasien itu bermasalahnya apa."
Namun dia mengantisipasi virus ini dengan bertanya kepada pelanggannya terkait keluhan pernapasan atau sakit yang mengarah pada corona.
Dia juga menghimbau agar sama-sama mengindari penyebaran virus SARS-CoV-2 ini.
Saat ditanya terkait reaksi pelanggannya, Muldi mengaku mereka tidak tersinggung dengan anjurannya.
Malah beberapa di antaranya mengaku hanya pegal-pegal karena cedera saja.