Tidur Tengkurap Terbukti Efektif Sembuhkan Pasien Corona, Ini Penjelasan Dokter Paru-paru
Seiring terus meningkatnya kasus Covid-19 di seluruh dunia, foto-foto perawatan pasien di rumah sakit menjadi terlalu akrab bagi kita.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring terus meningkatnya kasus Covid-19 di seluruh dunia, foto-foto perawatan pasien di rumah sakit menjadi terlalu akrab bagi kita.
Namun saat kita melihat pasien Covid-19 dipasangi ventilator untuk membantu mereka bernafas, satu detil menarik perhatian.
Mengapa banyak dari pasien-pasien tersebut berada dalam posisi tengkurap?
Teknik ini disebut proning dan telah terbukti bermanfaat bagi beberapa pasien yang menderita penyakit pernapasan.
Posisi ini membantu meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru mereka.
Namun teknik ini juga ada risikonya.
Meningkatkan aliran oksigen
Pasien dapat ditempatkan dalam posisi tengkurap (dari bahasa Latin pronus, berarti condong ke depan) selama beberapa jam untuk memindahkan cairan yang mungkin telah terkumpul di paru-paru mereka dan mengganggu pernapasan mereka.
Teknik ini semakin sering digunakan untuk merawat pasien Covid-19 yang membutuhkan dukungan perawatan intensif.
"Banyak pasien Covid-19 tidak mendapat cukup oksigen di paru-paru mereka dan itu menyebabkan kerusakan," kata Panagis Galiatsatos, seorang dokter paru-paru dan pakar perawatan kritis sekaligus asisten profesor di Universitas Johns Hopkins, AS.
"Dan meskipun mereka diberi oksigen, kadang-kadang itu tidak cukup. Jadi, yang kita lakukan adalah menelungkupkan pasien, dengan perut pasien di bawah, agar paru-paru mereka mengembang."
Dr. Galiatsatos mengatakan bagian terberat dari paru-paru terletak di punggung kita, sehingga pasien yang berbaring dengan berat badan bertumpu pada punggung mereka akan lebih sulit mendapatkan udara yang cukup.
Sebaliknya, teknik proning meningkatkan aliran oksigen dan mendorong penggunaan berbagai bagian paru-paru.