Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

22 Rumah Sakit di Indonesia Uji Klinis Empat Obat Covid-19, Remdesivir Masuk Kategori Potensial

Empat obat yang diuji tersebut yakni remdesivir, lopinavir/ritonavir, gabungan lopinavir/ritonavir ditambah interferon beta 1A, dan chloroquine.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
zoom-in 22 Rumah Sakit di Indonesia Uji Klinis Empat Obat Covid-19, Remdesivir Masuk Kategori Potensial
Ulrich Perrey / POOL / AFP
Satu botol obat Remdesivir terletak saat konferensi pers tentang dimulainya penelitian obat Ebola Remdesivir pada pasien yang sakit parah di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman utara pada 8 April 2020 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 22 rumah sakit di Indonesia siap melaksanakan uji klinis terhadap empat obat yang potensial menjadi obat Covid-19, dalam pelaksanaan program Solidarity Trial yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama negara-negara lainnya.

"Indonesia menjadi negara keenam yang telah memulai pelaksanaan studi ini, melalui pengujian ini diharapkan bisa mempercepat penemuan obat untuk Covid-19," kata Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Prof Abdul Kadir dalam keterangan tertulis di laman resmi Kemenkes, Jumat (24/4/2020).

Solidarity Trial ini, lanjut Abdul Kadir, dilaksanakan dalam skala besar untuk menghasilkan bukti data kuat, untuk menunjukkan obat mana paling aman dan efektif.

Solidarity Trial merupakan program dari WHO yang melibatkan lebih dari 100 negara guna melakukan pengujian klinis terhadap empat kandidat utama antivirus sebagai obat Covid-19.

Empat obat yang diuji tersebut yakni remdesivir, lopinavir/ritonavir, gabungan lopinavir/ritonavir ditambah interferon beta 1A, dan chloroquine/hydroxychloroquine.

Semua obat disediakan oleh WHO, sedang Kementerian Kesehatan sebagai koordinator penelitian.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Irmansyah mengatakan rumah sakit yang mengikuti program Solidarity Trial dari WHO ini ke depannya diharapkan akan bertambah.

Berita Rekomendasi

"Kalau kita perhatikan 22 Rumah Sakit tadi adalah kombinasi dari rumah sakit vertikal maupun rumah sakit daerah dan juga RS swasta, RS universitas, serta ada RS di bawahkan TNI AU. Jadi RS itu kita anggap sebagai 'batch' pertama yang akan terlibat dalam penelitian Solidarity Trial," kata Irmansyah.

Rumah sakit yang turut serta dalam program tersebut adalah RSPI Prof Sulianti Soeroso (Jakarta), RSUP H Adam Malik (Medan), RSUP Hasan Sadikin (Bandung), RSUP Dr Soetomo (Surabaya), RS Universitas Udayana (Bali), RSUP Dr Kariadi (Semarang), RSUD Ambarawa (Semarang), RSUP Dr Sardjito (Yogyakarta), RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (Jakarta), RSUD Dr Moewardi (Solo), dan RSUP Persahabatan (Jakarta).

Baca: Banjir Lahar Hujan di Gunung Sinabung, Jalan Penghubung Kabanjahe dan Kuta Buluh Terputus

Sudah siap

Selain itu RSUP Prof Dr Kandou (Manado), RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo (Makassar), RSJ Prof Soerojo (Magelang), RSUP Dr M. Djamil (Padang), RS Univ Airlangga (Surabaya), RSUD Arifin Achmad (Pekanbaru), RSUD Dr Achmad Mochtar (Bukit Tinggi), RSUD Dr Saiful Anwar (Malang), RS YARSI (Jakarta), RSPAU Dr Esnawan Antariksa (Jakarta), dan RSUP Sanglah (Bali).

Irmansyah mengatakan obat penelitian sudah didistribusikan kepada delapan RS, lima di antaranya sudah siap melaksanakan pengujian karena distribusi obat sudah tiba.

Kelima RS telah mempunyai tiga dari lima kelompok terapi yang diberikan hydroxychloroquine, kelompok dengan lopinavir/ritonaviraluvia, dan kelompok pengobatan standar pelayanan RS.

Oleh karena itu pihak RS sudah bisa melakukan perekrutan partisipan dan randomisasi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas