TRIBUNNEWS.COM - Negara bagian Australia, New South Wales (NSW) menertibkan para tunawisma dengan cara menyewakan hotel mewah untuk mereka.

Cara ini ditempuh pemerintah NSW demi menerapkan pembatasan sosial atau social distancing di wilayahnya.

Dikutip Tribunnews.com dari abc.net.au, di antara para tunawisma itu adalah Matthew yang sudah 22 tahun hidup terkatung-katung di jalanan.

Namun pada akhir April 2020 ini, Matthew mendapat pengalaman baru lantaran pemerintah memintanya untuk segera mengemasi semua barangnya.

Matthew diberikan 'rumah baru' untuk sementara, yakni sebuah hotel mewah di pusat kota Sydney.

Matthew bersama ribuan tunawisma lainnya dipindahkan ke beberapa hotel bintang tiga, bintang empat, hingga bintang lima.

Baca: UPDATE Corona 28 April di Indonesia: Total 9.511 Kasus Positif, 773 Meninggal Dunia, 1.254 Sembuh

Baca: Ikut Perangi Corona, Wali Kota Mumbai Kembali jadi Suster dan Kerja Shift Malam di Rumah Sakit

Hal ini demi merealisasikan program pemerintah, yakni skema pembatasan sosial.

Namun izin tinggal di hotel untuk para tunawisma itu hanya untuk 30 hari ke depan.

Pihak yang kerap membantu para tunawisma meminta pemerintah untuk memperpanjang masa tinggal tunawisma di hotel.

Permintaan ini dimaksudkan agar wilayah itu bisa benar-benar menyandang status aman dari virus corona.

Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah untuk menyediakan tempat tinggal untuk tunawisma setelah pandemi berakhir.

Sementara itu, para tunawisma termasuk Matthew sudah diperiksa kondisi kesehatannya sebelum pindah ke hotel.

Matthew mengaku diberitahu oleh dokter bahwa ia memiliki risiko tinggi terinfeksi Covid-19.

Baca: Trump: Saya Tahu Kondisi Kim Jong Un Tapi Tidak Bisa Bicarakannya Saat Ini

Baca: Stres di Dalam Rumah, Ibu Ini Nekat Ajak Anak ke Taman Bermain yang Ditutup hingga Ditangkap Polisi

Sebenarnya Matthew ingin benar-benar megisolasi diri di hotel itu.