Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Arahan Terbaru Jokowi dalam Hadapi Pandemi Corona, Evaluasi PSBB hingga Distribusi Bansos

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sejumlah arahan dalam menghadapi pandemi virus corona covid-19 di Indonesia.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Ifa Nabila
zoom-in 5 Arahan Terbaru Jokowi dalam Hadapi Pandemi Corona, Evaluasi PSBB hingga Distribusi Bansos
Capture Youtube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2020 melalui siaran video conference, Kamis (30/4/2020). / Capture Youtube Sekretariat Presiden 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sejumlah arahan dalam menghadapi pandemi virus corona covid-19 di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas (ratas) yang digelar melalui telekonferensi, Senin (4/5/2020).

Dilansir rilis presidenri.go.id, ada lima arahan terbaru Presiden Jokowi.

1. Evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 

Petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Covid-19 Tingkat Kota Bandung menyuruh penumpang mobil pribadi yang duduk di kursi depan untuk pindah ke kursi bagian belakang dan menyuruh pengendara sepeda motor yang berboncengan untuk berbalik arah di Cek Poin Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bandung di Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/5/2020). Penerapan PSBB Bandung Raya hari ke-11 di cek poin perbatasan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung ini masih banyak yang melanggar, sehingga memaksa petugas menyuruh pengendara untuk balik arah. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Covid-19 Tingkat Kota Bandung menyuruh penumpang mobil pribadi yang duduk di kursi depan untuk pindah ke kursi bagian belakang dan menyuruh pengendara sepeda motor yang berboncengan untuk berbalik arah di Cek Poin Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bandung di Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/5/2020).  (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Jokowi mengungkapkan terkait evaluasi penerapan PSBB yang hingga kini telah diterapkan di 4 provinsi dan 12 kabupaten/kota.

“Saya ingin memastikan bahwa ini betul-betul diterapkan secara ketat dan efektif dan saya melihat beberapa kabupaten dan kota telah melewati tahap pertama dan akan masuk ke tahap kedua," ujarnya.

Jokowi menyebut PSBB perlu dievaluasi dari segi penerapannya.

Berita Rekomendasi

"Mana yang penerapannya terlalu over, terlalu kebablasan, dan mana yang masih kendur. Evaluasi ini penting sehingga kita bisa melakukan perbaikan-perbaikan di kota/kabupaten maupun provinsi yang melakukan PSBB,” jelas Jokowi.

Baca: Evaluasi PSBB: Terjadi Perlambatan Penyebaran Covid-19 

2. Pasang Target Terukur

Petugas medis dengan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap melakukan pemeriksaan swab kepada pasien yang telah mendaftarkan diri di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (23/4/2020). Labkesda Kota Depok sudah bisa melakukan uji PCR (polymerase chain reaction) untuk memeriksa swab lendir para pasien suspect Covid-19, yang selama ini hanya bisa dilakukan di Jakarta. Tribunnews/Herudin
Petugas medis dengan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap melakukan pemeriksaan swab kepada pasien yang telah mendaftarkan diri di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (23/4/2020). Labkesda Kota Depok sudah bisa melakukan uji PCR (polymerase chain reaction) untuk memeriksa swab lendir para pasien suspect Covid-19, yang selama ini hanya bisa dilakukan di Jakarta. Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

Arahan kedua Jokowi, ia meminta masing-masing daerah yang melaksanakan PSBB harus memiliki target yang jelas dan terukur.

Seperti berapa jumlah pengujian sampel dan tes PCR (polymerase chain reaction) yang telah dilakukan.

Selain itu mengenai agresifitas pelacakan, dan berapa kontak yang telah ditelusuri setiap hari.

“Betul-betul ini harus dikerjakan. Kemudian juga apakah isolasi yang ketat juga dilakukan, karena saya melihat ada yang sudah positif saja masih bisa lari dari rumah sakit, yang PDP (pasien dalam pengawasan) masih beraktivitas ke sana ke mari," ujarnya.

"Kemudian juga apakah warga yang berisiko, yang manula (manusia usia lanjut), yang memiliki riwayat penyakit, riwayat komorbid (penyakit penyerta), ini sudah diproteksi betul. Evaluasi-evaluasi yang terukur seperti ini perlu dilakukan,” lanjut Jokowi.

Baca: Lakukan Rapid Tes & Swab PCR, 5636 Praja IPDN Negatif Covid-19

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas