Stres Hadapi Pandemi Virus Corona? Coba Konsultasi Gratis dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia
Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia memberikan layanan konseling gratis kepada seluruh masyarakat dalam menghadapi pandemi virus corona covid-19.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia memberikan layanan konseling gratis kepada seluruh masyarakat dalam menghadapi pandemi virus corona covid-19.
Konseling dapat dilakukan melalui daring (online) dengan psikolog yang telah terbagi di masing-masing daerah.
Meskipun tidak dibatasi wilayah, namun psikolog yang sesuai dengan wilayah akan lebih mengenal budaya dan bahasa daerah yang digunakan.
"Tugas kami psikolog IPK membantu orang yang membutuhkan pelayanan psikologis yang berkaitan dengan wabah covid," ujar anggota IPK Jawa Tengah, R Yuli Budirahayu kepada Tribunnews melalui telewicara video, Jumat (1/5/2020).
Layanan ini dapat digunakan untuk membantu keluarga yang dilanda rasa kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan.
"Bisa menghubungi psikolog sesuai jadwal yang tertera," ujarnya.
Baca: 5 Cara Menghilangkan Rasa Bosan Anak di Rumah saat Pandemi Corona, Patut Dicoba
Layanan ini bisa digunakan para keluarga di Indonesia secara cuma-cuma.
"Mereka bisa menyampaikan apapun, dan tidak dipungut biaya alias gratis," ungkapnya.
Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menyediakan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia selama masa pandemi covid-19.
Layanan di Jakarta
Untuk Anda yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dapat menghubungi IPK Jakarta pada Senin-Jumat dari pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB.
Berikut infografis yang bisa dimanfaatkan untuk mengakses telekonseling gratis dari IPK di wilayah Jakarta.
Baca: Pandemi Corona, Ketua IGI: Ketimbang Tugas Teori, Guru Lebih Baik Beri Tugas Kerajinan atau Menanam
Layanan Jawa Tengah
Sementara itu bagi Anda yang berada di wilayah Jawa Tengah, bisa menghubungi daftar psikolog yang terdaftar dalam Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia sesuai hari dan jam yang tertera pada daftar di bawah ini:
Sementara itu untuk wilayah lain bisa diakses melalui situs covid19.ipkindonesia.or.id.
Menjaga Psikologis Selama Pandemi
Sementara itu Yuli dari IPK Jawa Tengah mengungkapkan setidaknya ada tiga hal secara umum yang dapat dilakukan untuk menjaga psikologis keluarga dalam kondisi stabil.
1. Jangan Panik
Yuli menyebut, di awal wabah virus corona banyak orang mengalami kepanikan yang luar biasa.
"Karena mereka sebelumnya tidak mengetahui apa itu covid, tapi seketika muncul korban dengan jumlah yang banyak," ungkap Yuli
Baca: Selain Menciptakan Bonding, Menemani Anak Belajar Juga Bisa Bantu Mereka Lebih Percaya Diri
Kepanikan bertambah setelah pemerintah memberlakukan pembatasan gerak.
"Kepanikan orang tua pun muncul, bagaimana mencukupi kebutuhan sehari-hari, sedangkan banyak akses pemenuhan kebutuhan dibatasi," ujarnya.
Yuli mengungkapkan hal utama yang harus dipersiapkan keluarga adalah menghilangkan rasa cemas.
2. Jaga Komunikasi dengan Anggota Keluarga
Pertama, orang tua harus melakukan komunikasi dengan anggota keluarga, terutama pada anak-anak.
"Sampaikan ke mereka bahwa wabah ini memang ada dan mau tidak mau harus dihadapi," ungkapnya.
Dengan adanya wabah, mereka juga tidak perlu takut, walaupun kecemasan memang ada.
"Orang tua harus menunjukkan jika seperti inilah rasa cemas. Cuma, orang tua harus memberikan pengertian mengama kita perlu cemas, bagaimana cara menanggulangi cemas," ujarnya.
Yuli mengungkapkan para orang tua harus terlebih dahulu mengontrol rasa cemas.
"Jangan sampai anak melihat orang tua cemas, agar anak tidak berpikir orang tua saja cemas, bagaimana aku tidak," ungkapnya.
Baca: 4 Resep Minuman Segar untuk Buka Puasa, Es Sop Buah hingga Squash Apel Jeruk
3. Bersikap Tenang
Yuli menyebut sikap tenang harus dimunculkan dalam menghadapi wabah Covid-19 .
"Caranya, harus berpikir positif," ujarnya.
Orangtua perlu menggambarkan segala sesuatu harus dihadapi dengan positif.
"Anak harus diberi pengertian jika pertolongan Allah SWT itu pasti ada," ungkapnya.
"Allah SWT yang menciptakan sakit dan yang menciptakan sehat," imbuhnya.
Menurut Yuli, anggota keluarga harus diajak untuk selalu berpikir positif.
"Harus diajak percaya jika semua yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT," ungkap Yuli.
Baca: Kisah Teladan di Masa Pandemi, Bocah SD Kuras Tabungan untuk APD hingga Nenek Relakan Bantuan Beras
Yuli pun memberikan pesan agar keluarga mampu menerima kenyataan yang ada.
Namun, harus diimbangi dengan rasa syukur.
"Wabah Covid-19 ini memang harus menghadapi, kita harus menerima, kita harus tetap bersyukur karena akan ada hal positif dari wabah ini, terutama kebersamaan keluarga," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.