Ilmuwan Temukan Jenis Virus Corona Baru yang Lebih Menular, Apa Bahayanya?
Para ilmuwan menerbitkan temuan tentang jenis virus Corona baru yang tampaknya lebih menular dari yang selama ini mewabah. Apa bahayanya?
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Pravitri Retno W
"Ini mengkhawatirkan, karena kita melihat bentuk virus yang bermutasi muncul dengan sangat cepat, dan selama bulan Maret menjadi bentuk pandemi yang dominan," kata Korber.
Penelitian yang dirilis di BioRviv pada Kamis (30/4/2020) itu didasarkan pada analisis lebih dari 6.000 rangkaian virus Corona dari seluruh dunia.
Dari sekuens tersebut, para ilmuwan mengidentidikasi 14 mutasi, meskipun D641G adalah fokus utama penelitian.
"Kabar ini sangat memukul, tapi tolong jangan berkecil hati karenanya," tulis Korber melalui akun Facebook-nya.
Meskipun begitu, studi baru ini tidak menunjukkan apakah D641G lebih mematikan atau tidak.
Tidak disebutkan pula apakah pengobatan pada pasien virus Corona awal dengan mutasinya memiliki tingkat yang sama.
Peneliti Inggris Sebut Virus Corona Lebih Berbahaya Jika Menyerang Pria dan Penderita Obesitas
Virus Corona cenderung lebih mungkin membunuh pria dan orang obesitas, menurut sebuah studi.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di medRxiv.org pada Selasa (28/4/2020) lalu, pria atau orang obesitas adalah faktor signifikan yang terkait dengan kematian di rumah sakit Inggris.
Faktor ini sebelumnya tidak terindikasi pada kasus Covid-19 di China.
"Mereka yang memiliki kondisi yang lebih buruk seringnya adalah yang berusia lanjut, pria, dan orang yang obesitas," tulis studi.
Baca: 5 Kondisi Kulit yang Dikaitkan sebagai Gejala Virus Corona
Baca: Cara Menjaga Psikologis Keluarga di Masa Pandemi Virus Corona
Dilansir SCMP, peningkatan keparahan pada pasien pria terlihat di semua usia.
"Meskipun angka kematian menurut usia banyak terjadi pada orang tua, sebagian besar pasien ini dirawat di rumah sakit dengan gejala Covid-19 dan tidak meninggal," studi mengatakan.
Para peneliti percaya, angka kematian orang obesitas lebih banyak daripada kelompok lain dalam kasus Covid-19.