Update: Hari Ini Pasien Baru Covid-19 di Jatim Bertambah 135, Total 1.419 Kasus
Sementara menurut anggota DPR RI Rahmat Muhajirin, jika melihat kondisi penyebaran semakin massif,
Editor: Hendra Gunawan
Akan tetapi untuk Kota Surabaya masih belum menghasilkan kabar yang menggembirakan.
"Maka per malam ini kami belum bisa mengumumkan apakah nanti ada perpanjangan PSBB atau tidak. Tapi dari data ini, dimungkinkan (untuk perpanjangan PSBB). Tapi keputusannya akan kami koordinasikan juga dengan BNPB dan pihak terkait untuk melakukan observasi lagi di dua hari lagi ke depan," Tegasnya.
Namun ia kembali menegaskan bahwa PSBB adalah salah satu cara yang diterapkan pemerintah untuk bisa melakukan pembatasan mobilitas penduduk.
Sebab sebagaimana sering dikatakan Heru, virus corona SARS-CoV-2 ini tidak bisa bergerak dan menyebar sendiri.
Melainkan spreading terjadi mengikuti pergerakan manusia yang dijadikan sebagai inang.
Oleh sebab itu jika ingin semua keadaan kembali menjadi normal, ditegaskan Heru yang harus dilakukan masyarakat adalah patuh dan disiplin menjalankan aturan.
Untuk stay at home kecuali utnuk urusan yang sangat penting, mengenakan masker setiap keluar rumah, dan rajin cuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak physical distancing.
3. PSBB Sidoarjo Dinilai Kurang Maksimal
Sementara itu, PSBB di Sidoarjo dinilai belum maksimal. Kendati demikian, belum ada kepastian dari pemerintah apakah akan memperpanjang atau tidak masa pembatasan sosial tersebut.
Menurut Ketua Gugus Tugas Covid-19 Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, sejauh ini pihaknya belum membahas rencana perpanjangan masa PSBB di Sidoarjo.
“Soal PSBB diperpanjang atau tidak itu nanti kita bahas bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan dua daerah lain (Surabaya – Gresik),” kata Nur Ahmad, Jumat (8/5/2020).
Ditanya tentang evaluasi dan kritik dari beberapa pihak bahwa pelaksanaan PSBB di Sidoarjo kurang maksimal. Cak Nur, panggilan Nur Ahmad, menyampaikan bahwa yang diterapkan ini PSBB alias pembatasan, bukan lockdown atau penutupan.
“Kita belum bisa menutup pasar, mal, perusahaan dan sebagainya. Kita hanya bisa membatasi aktivitas warga. Dan kita harus tetap berusaha menjaga kondisi perekonomian agar tetap berjalan. Jangan sampai pandemi selesai tapi perekonomian ambruk,” ujar Cak Nur.
Dalam penerapan PSBB, menurut Cak Nur, yang paling utama adalah kesadaran warga dan kesadaran semua pihak.
Menjaga diri untuk selalu patuh dan disiplin terhadap aturan yang ada untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Evaluasi Polresta Sidoarjo menyebut, selama PSBB ini kawasan kota terbilang lebih tertib. Yang terhitung bandel adalah warga di daerah pinggiran.
Seperti Waru, Taman dan beberapa daerah lain. Jadi tak heran, penyebaran Covid-19 di Sidoarjo beberapa waktu terakhir yang tertinggi adalah kawasan Waru.
Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji berharap agar aturan untuk sanksi dalam pelanggaran PSBB bisa ditambah jika memang PSBB diperpanjang.
Tujuannya, supaya petugas di lapangan bisa bertindak lebih tegas ketika ada pelanggaran.
“Jika PSBB diperpanjang, kami berharap masyarakat bisa lebih sadar. Karena pencegahan penyebaran virus ini kuncinya ada di perilaku masyarakarat itu sendiri. Di sisi lain, petugas akan lebih tegas memberlakukan sanksi, namun kami butuh payung hukum yang lebih tegas pula,” kata Sumardji.
Sementara menurut anggota DPR RI Rahmat Muhajirin, jika melihat kondisi penyebaran semakin massif, pihaknya berharap PSBB diperpanjang.
Namun, dalam perpanjangan nanti, pemerintah harus bekerja lebih maksimal. Agar PSBB membuahkan hasil.
“Yang terpenting adalah kesadaran masyarakat, jadi pemerintah jagu harus semakin aktif dalam mengajak atau berkampanye untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat. Jika PSBB diperpanjang, aturan dan ketegasannya juga harus ditingkatkan,” kata Rahmat.
(Abdullah Faqih)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Update Virus Corona di Surabaya & Jatim, Sabtu 9 Mei 2020 : Bertambah 135 Kasus, Kini 1419 Covid-19
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.