Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Ajak Masyarakat Hidup Berdampingan dengan Corona, Pengamat Beri Tanggapan

Tanggapan pengamat terkait pernyataan Jokowi yang mengajak masyarakat hidup berdampingan dengan Covid-19.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Jokowi Ajak Masyarakat Hidup Berdampingan dengan Corona, Pengamat Beri Tanggapan
Capture YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti doa kebangsaan dan kemanusiaan yang digelar oleh Kementerian Agama RI, Kamis (14/5/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Dosen Magister Ilmu Komunikasi sekaligus dosen Magister Manajemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta, Dr. Puji Lestari, SIP, M.Si, menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak masyarakat untuk hidup berdampingan dengan corona (COVID-19).

Menurut Puji, pernyataan Jokowi tersebut tidak mengubah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kepala Pusat Studi Wanita UPN "Veteran" Yogyakarta itu mengatakan, dalam pernyataannya tersebut, Presiden berusaha memberi pengertian pada masyarakat bahwa Covid-19 masih berada di sekitar kita.

Sehingga, Jokowi berharap masyarakat dapat terus berhati-hati dan menjalankan protokol kesehatan.

Baca: Pernyataan Lengkap Jokowi agar Masyarakat Hidup Berdampingan dengan Corona, Tegaskan Bukan Menyerah

"Ini mengingatkan bagi masyarakat yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan," kata Puji saat dihubungi Tribunnews.com melalui pesan teks, Sabtu (16/5/2020) malam.

"Kata presiden, PSBB tidak dicabut. Berdampingan dengan Covid-19 menurut pemaknaan saya, Covid-19 masih ada di sekitar kita, maka kita yang harus hati-hati jaga diri kita sesuai protokol kesehatan," tambahnya.

Menurut Puji, mengapa suatu pesan terkadang dimaknai secara berbeda, karena persepsi masyarakat sebagai penerima pesan tersebut.

Berita Rekomendasi

Puji menilai, masyarakat yang sudah jenuh dan ingin bebas otomatis akan menganggap pernyataan tersebut sebagai peluang kelonggaran.

"Mengapa suatu pesan kadang dimaknai secara berbeda karena persepsi masyarakat sendiri yang sudah jenuh dan ingin bebas, sehingga ketika ada pernyataan yang dirasa memberi peluang kelonggaran, langsung dimaknai memberi kelonggaran," ungkap Puji.

Menurut Puji, dalam melaksanakan imbauan presiden ini, pemerintah juga perlu memperhatikan kepatuhan masyarakat.

Puji mengatakan, ketegasan pemerintah dalam pemberlakuan aturan PSBB memang diperlukan.

"Inilah kelemahan kita negara demokrasi, memberi peluang kepada masyarakat bebas menerjemahkan pesan pimpinan secara berbeda-beda, bagi yang melanggar tidak ada tindakan yang tegas," lanjut Puji.

Kebiasaan Baru yang Muncul Saat Pandemi

Sementara itu, Puji juga mengungkapkan, saat ini kebiasaan baru telah muncul di lingkungan akademisi.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas