Soal 'Indonesia Terserah', Ketua IAKMI: Itu Wujud Advokasi, Kami Ingin Semua Sadar
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)Indonesia Terserah merupakan bagian dari advokasi para tenaga medis.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Tagar 'Indonesia Terserah' sempat menjadi trending di media sosial awal pekan ini.
Warganet banyak yang mengungkapkan keluhan serta rasa kecewa.
Pemerintah dinilai belum maksimal dalam menanggulangi wabah Covid-19.
Begitu pula masyarakat yang dinilai tidak peduli berbagai imbauan yang disampaikan.
Munculnya tagar ini diawali oleh sejumlah foto tenaga medis berseragam Alat Pelindung Diri (APD) membawa kertas bertuliskan kata-kata tersebut.
Ada pula foto tenaga medis yang menuliskannya di punggung APD.
Baca: Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan Gelar Pernyataan Bersama Bangkit Lawan Covid-19
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Ede Surya Darmawan, SKM, MDM mengungkapkan hal tersebut adalah bagian dari advokasi para tenaga medis.
"Itu adalah bentuk advokasi temen-temen, karena menyuarakan secara langsung itu susah," ungkapnya menjawab pertanyaan Tribunnews.com dalam video konferensi pernyataan kebulatan tekad bersama melawan Covid-19 Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KoMPAK), Rabu (20/5/2020).
Ede mengungkapkan advokasi melalui media sosial sangatlah mudah.
Adapun aksi 'Indonesia Terserah' tersebut ditujukan untuk mengadvokasi pemerintah dan masyarakat.
"Advokasi untuk kedua pihak, baik pemerintah dan masyarakat," ujarnya.
Ede mengungkapkan kebijakan pemerintah yang dinilai melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberikan efek domino.
"Statement pemerintah itu begitu gampangnya mendapat efek domino. Contoh begini, walaupun PSBB dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten."
"Begitu pemerintah mengatakan bandara dibuka lagi, efek dominonya kemana-mana," ungkapnya.
Ede menyebut dari aksi tersebut diharapkan timbulnya kesadaran yang timbul di seluruh pihak.
"Di sini memang kami organisasi profesi kesehatan menginginkan kesadaran semua, mari sama sama kita putus rantai covid dengan memberlakukan PSBB dengan baik," ungkapnya.
Baca: Anggota DPR: Indonesia Terserah Muncul Karena Pemerintah Plin-Plan PSBB
Pandangan Psikologis
Sementara itu, fenomena 'Indonesia Terserah' dipandang psikolog sebagai wujud rasa lelah para tenaga medis.
Hal itu disampaikan Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah.
"Mungkin mereka lelah, lelah fisik dan psikologis sehingga membuat mereka merasa kecewa, sedih, kemudian mau marah, ini manusiawi namun mereka tidak bisa berkata-kata lagi," ungkap Hudaniah kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Selasa (19/5/2020).
Hudaniah menyebut, hal ini bukanlah wujud tenaga medis menyerah dari tugas yang mereka emban.
"Kalau saya menilai bukan menyerah dalam arti kemudian tidak melakukan apapun, tidak berusaha apapun, saya kira tidak," ujar Hudaniah.
"Para tenaga medis baik dokter maupun perawat saya kira sudah memiliki komitmen yang teruji," imbuhnya.
Hudaniah mengungkapkan, para tenaga medis baik dokter maupun perawat telah memiliki komitmen yang luar biasa.
"Tidak semua orang berani mengambil risiko apalagi tenaga medis yang tentu tahu risiko terinfeksi virus corona dibanding kita yang bukan tenaga medis," ungkapnya.
Baca: Ajak Berdamai dengan Corona, Ganjar: Masyarakat Butuh Literasi Cukup Tentang Covid-19
Ungkapan 'Indonesia Terserah' menurut Hudaniah diungkapkan para tenaga medis karena mereka tahu kondisi riil pasien corona.
"Mereka sudah menangani pasien di rumah sakit sekian lama," ujarnya.
Hudaniah menilai, munculnya kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa saja menjadi pemicu hal tersebut.
"Saat ini, ada istilah relaksasi atau kelonggaran dalam beberapa waktu terakhir. Inilah pemicunya, yang diketati saja korban sangat banyak, kemudian sekarang ada pelonggaran pelabuhan, bandara, dan adanya kerumunan lainnya," ujarnya.
Ada banyaknya kerumunan ini, lanjut Hudaniah, membuat para tenaga medis membayangkan kemungkinan apa yang akan terjadi.
"Mereka memprediksi yang tidak bisa terprediksi, itu membuat bingung," ungkapnya.
"Tenaga medis itu tahu betul keadaan di rumah sakit, keadaan kegawatan pasien, risiko-risiko pasien. Inilah yang dibayangkan mereka, akan ada kondisi yang lebih besar yang terbayangkan," lanjutnya.
Belum lagi keamanan tenaga medis seperti APD yang juga belum terpenuhi dengan baik menambah pikiran para tenaga medis.
"Belum lagi memikirkan anak dan keluarga," ungkapnya.
Baca: 5 Kegiatan Ini Bisa Bantu Hilangkan Rasa Bosan Anak di Masa Pandemi
'Indonesia Terserah' disebut Hudaniah menjadi kata yang tepat untuk diungkapkan.
"itulah kata yang mewakili perasaan campur aduk dan jeritan hati para tenaga medis," ujar Hudaniah.
Untuk diketahui, hingga Selasa (19/5/2020) sudah ada18.496 kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Indonesia.
Jumlah ini setelah bertambah 486 kasus dalam 24 jam terakhir.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.