Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beda Lebaran di Tengah Pandemi Corona, Pakar: Aktivitas Dibatasi, tapi Bisa Rayakan Secara Virtual

Pakar sospol dari UNS menyebut ada perbedaan lebaran di tengah pandemi corona meski begitu, masih bisa dirayakan secara virtual.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Beda Lebaran di Tengah Pandemi Corona, Pakar: Aktivitas Dibatasi, tapi Bisa Rayakan Secara Virtual
Ist
Menteri LHK halal bi halal virtual 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar sosial dan politik (Sospol) dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr Drajat Tri Kartono MSi, menanggapi perbedaan Lebaran di tengah pandemi corona.

Menurut Drajat, Lebaran di era Covid-19 menyebabkan kurang mendalamnya makna Lebaran dibanding biasanya.

Drajat mengatakan, makna tersebut lebih mengarah ke domestikasi.

Istilah tersebut ia gunakan untuk mengubah kegiatan Lebaran yang biasanya bersifat publik, menjadi terlarang dilakukan secara publik.

"Biasanya istilah domestikasi dipakai untuk penjinakkan dari hewan liar sehingga jadi hewan peliharaan dirumah."

"Saya memakai itu untuk mengubah kegitan lebaran yang biasanya bersifat publik, biasanya itu arena aktualisasi diri sekarang ditarik menjadi tidak publik."

"Tapi itu masih bisa difasilitasi oleh media sosial," tutur Drajat kepada Tribunnews, Sabtu (23/5/2020).

Situasi lalu lintas kendaraan yang melintas di Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama 2.
Situasi lalu lintas kendaraan yang melintas di Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama 2. (Dok. PT Jasa Marga (Persero) Tbk via KOMPAS.com)

Baca: Halal Bi Halal Virtual dengan Menteri Siti, Para Dubes Apresiasi Hasil Kerja KLHK

Berita Rekomendasi

Drajat menilai, Lebaran kali ini tidak dirayakan ke luar, tetapi masuk ke dalam domestik atau di rumah masing-masing.

Oleh karena itu, Drajat menerangkan aktivitas lebaran menjadi lebih terbatas.

"Ada sedikit pengurangan makna Lebaran tapi lebih ke arah domestikasi."

"Domestikasi ini yang mengendalikan perilaku lebaran yang bermacam-macam."

"Seperti berkunjung ke sana-ke sini, berpakaian bagus untuk dilihat ke banyak orang untuk perayaan, lalu rekreasi dan belanja kemana-mana," ujarnya.

Drajat pun menyarankan agar masyarakat tetap bisa menjaga perayaan Lebaran dengan bertemu walaupun hanya secara virtual.

Sejumlah warga berboncengan bersepeda motor melintas di berbagai jalan Semarang untuk menjalankan silaturahmi di tengah pandemi Covid-19. Tradisi Unjung-unjung atau berkunjung saat merayakan Idul Fitri 1441 H di rumah kerabatnya, Minggu (24/05/20). Tradisi masyarakat muslim Jawa berkunjung ke rumah keluarga maupun tetangga dilanjutkan mencium tangan kepada orang yang lebih tua itu sebagai ungkapan saling memaafkan sekaligus untuk mempererat tali silaturahmi saat Lebaran. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Sejumlah warga berboncengan bersepeda motor melintas di berbagai jalan Semarang untuk menjalankan silaturahmi di tengah pandemi Covid-19. Tradisi Unjung-unjung atau berkunjung saat merayakan Idul Fitri 1441 H di rumah kerabatnya, Minggu (24/05/20). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Baca: Ada Imbauan Larangan Mudik, Sebanyak 465 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta sejak H-7 Lebaran

"Pandemi corona memang belum selesai dan pemerintah masih menjaga physical distancing."

"Maka tentu saya menyarankan untuk menjaga perayaan dengan bertemu secara virtual," paparnya.

Lebih lanjut, Drajat menuturkan, menjaga nilai agama dan menjaga kesehatan karena pandemi adalah dua hal yang dibenarkan di dalam agama.

"Jadi kita harus menerima tindakan rasionalnya, antara menjaga nilai agama dan kesehatan sama-sama dibenarkan di agama."

"Hanya kebiasaan menjadi berubah mendadak karena pandemi ini," jelasnya.

Perbedaan perayaan Lebaran di tengah pandemi corona juga disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Suasana arus lalu lintas di Jalan MH Thamrin hingga Sudirman Jakarta Pusat, tampak lengang pada hari kedua lebaran Idulfitri, Senin (25/5/2020) pagi.
Suasana arus lalu lintas di Jalan MH Thamrin hingga Sudirman Jakarta Pusat, tampak lengang pada hari kedua lebaran Idulfitri, Senin (25/5/2020) pagi. ((TribunJakarta.com/Muhammad Rizki Hidayat))

Baca: Gubernur Ganjar Gelar Open House Virtual, Banyak Warga Curhat Tidak Mudik

Jokowi mengatakan, perayaan Lebaran kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pasalnya, kali ini warga dipaksa berlebaran dalam kondisi pandemi virus corona.

"Bapak Ibu dan saudara-saudara sekalian, Hari Raya Idul Fitri kali ini kita rayakan dengan cara yang berbeda," ujar Jokowi yang dikutip Tribunnews dalam YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (22/5/2020).

Ia menuturkan, Lebaran tahun ini menuntut pengorbanan warga.

Sebab, warga dilarang mudik dan bersilaturahmi dengan keluarga di kampung halaman.

Jokowi shalat Idul Fitri 1441 H di halaman Istana Bogor, Minggu (24/5/2020) (Biro Pers Istana)
Jokowi shalat Idul Fitri 1441 H di halaman Istana Bogor, Minggu (24/5/2020) (Biro Pers Istana)

Baca: Pimpinan MPR Pilih Silaturahmi Virtual Daripada Mudik di Tengah Pandemi Covid-19

"Karena menuntut pengorbanan kita semua untuk tidak mudik dan tidak dapat bersilaturahmi seperti biasanya," kata Jokowi.

Meskipun merayakan Lebaran dalam kondisi berat, Jokowi meminta warga tetap memprioritaskan keselamatan.

Menurutnya, keselamatan diri dan keluarga jauh lebih penting ketimbang mudik ke kampung halaman.

"Saya merasakan hal ini sangatlah berat, tapi keselamatan handai tolan dan sanak saudara tentu lebih penting dan harus menjadi prioritas kita semua," tutur Jokowi.

Karena itu, Jokowi mengajak semua warga bersama-sama melawan virus corona.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas