Ahli Paru Paparkan Hal yang Bisa Dilakukan Terkait Pelayanan Kesehatan saat New Normal, Apa Saja?
Reviono memberikan tanggapannya terkait fase new normal atau tatanan normal baru di tengah pandemi virus corona dari sisi pelayanan kesehatan.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Dokter spesialis paru yang sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Reviono, memberikan tanggapannya terkait fase new normal atau tatanan normal baru di tengah pandemi virus corona dari sisi pelayanan kesehatan.
Reviono mengatakan, adanya pandemi Covid-19 dan penerapan new normal pelayanan kesehatan bisa mengandalkan kemajuan informasi serta pengendalian infeksi.
Satu di antara yang bisa dilakukan dalam memanfaatkan kemajuan informasi adalah pelayanan telemedicine.
Sebagai informasi, telemedicine adalah teknologi yang memungkinkan pasien berdiskusi langsung dengan dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Selain itu, bisa juga dengan pemberian alat kepada pasien untuk dibawa pulang sehingga pasien yang bersangkutan bisa memantau kesehatannya sendiri di rumah.
"Kalau di paru itu ada namanya alat spirometer untuk mengukur fungsi paru yang dibawa ke rumah."
"Ataupun mungkin juga dokter ahli jantung itu pasien diberi EKG sederhana di rumah."
Baca: Kemungkinan Kehidupan Normal setelah Pandemi, Ahli Paru: New Normal Ini Menunggu Normal Sebenarnya
Baca: Fakta Terkait New Normal di Indonesia: Definisi, Penerapan, hingga Sejumlah Tokoh Beri Kritikan
"Nanti kalau ada keluhan tinggal dipasang, nanti kan hasilnya bisa dikirim lewat online," ungkapnya.
Menurut dia, dengan beberapa alat yang bisa dibawa ke rumah akan lebih memudahkan pasien dan menjaga dokter agar tak terlalu sering kontak dengan pasien.
Pasien bisa tetap melakukan cek kesehatan di rumah, hasilnya dikirim ke dokter yang bersangkutan, dari situ dokter akan mengarahkan pasien untuk tindakan selanjutnya.
"Itu mungkin new normal seperti itu jadi mengandalkan teknologi informasi," terang Reviono.
Baca: Wakil Ketua PHRI Prediksi New Normal Tak Mampu Bangkitkan Bisnis Hotel dan Restoran Indonesia
Tak hanya itu, dalam penerapan new normal dari segi pelayanan kesehatan juga bisa menggunakan artificial intelligence.
Articial intelligence merupakan kecerdasan buatan (AI), yang memungkinkan mesin untuk belajar dari pengalaman, menyesuaikan input-input baru, dan melaksanakan tugas seperti manusia.
Selanjutnya, dalam menghadapi new normal, pelayanan kesehatan juga harus memperhatikan tentang pengendalian infeksi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.