Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beredar Video Diduga KDRT, Ini Hal yang Membuat Korban KDRT Tetap Bertahan Meski Alami Kekerasan

Psikolog Keluarga jelaskan hal yang membuat korban KDRT tetap mau bertahan menghadapi kekerasan.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
zoom-in Beredar Video Diduga KDRT, Ini Hal yang Membuat Korban KDRT Tetap Bertahan Meski Alami Kekerasan
net
Ilustrasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga 

TRIBUNNEWS.COM - Psikolog Keluarga dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S. Psi., M. Psi.,menjelaskan hal yang mendasari sejumlah korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tetap bertahan meskipun mengalami kekerasan.

Sebelumnya, beredar video yang diduga sebagai aksi KDRT.

Video penganiayaan seorang pria terhadap wanita di sebuah rumah itu telah beredar luas di media sosial.

Belum diketahui secara pasti dimana lokasi kejadian dan sepertia apa kebenarannya.

Terlepas dari itu, Adib menjelaskan mengapa sejumlah korban KDRT memilih bertahan walaupun menghadapi kekerasan.

Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan.
Psikolog Keluarga Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia (YPPI) (www.praktekpsikolog.com) yang beralamat di Bintaro, Jakarta Selatan. (Istimewa/Adib Setiawan)

Menurut Adib, hal ini bisa disebabkan oleh kondisi yang terhimpit.

Adib mengatakan, kondisi sulit yang membuat korban tak punya banyak pilihan membuatnya memilih bertahan melalui hari-hari yang penuh tekanan.

Berita Rekomendasi

"Mereka berusaha menjalani hari-hari yang penuh tekanan."

"Walaupun tertekan, walaupun sulit, mereka tetap menjalani itu," terang Adib saat dihubungi Tribunnews.com melalui telepon, Senin (1/6/2020).

Baca: Aktivis Perempuan Tanggapi Video Dugaan Aksi KDRT: Penegakan Hukum Belum Maksimal

Adib menerangkan, situasi seperti ini bisa terjadi dalam keluarga keterampilan yang terbatas.

"Karena satu, yang laki-laki memiliki keterampilan yang terbatas, mungkin keterampilannya itu di sektor-sektor informal, misalnya bekerja kuli bangunan,disuruh-suruh yang lebih mapan ekonominya, terus yang pihak perempuan tidak memiliki keahlian."

"Mungkin keahliannya hanya cuci-gosok, membantu orang yang lebih mapan misalnya," jelas Adib.

Menurut Adib, dengan himpitan ekonomi, keluarga tersebut merupakan korban yang paling berat menghadapi situasi saat ini.

"Ini adalah cerminan situasi saat ini bahwa masyarakat kita sudah terjadi keos, terjadi aksi KDRT," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas