Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menag Terbitkan Panduan di Rumah Ibadah Selama New Normal, WALUBI Pilih Sembahyang di Rumah

ia menegaskan umat Buddha lebih memilih sembahyang atau berdoa di rumah masing-masing daripada di rumah ibadah.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Menag Terbitkan Panduan di Rumah Ibadah Selama New Normal, WALUBI Pilih Sembahyang di Rumah
/ABRIANSYAH LIBERTO
Umat Buddha melakukan ritual sembahyang pada hari raya waisak 2563 TB di Vihara Darmakirti, Palembang, Minggu (19/5/2019). TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Fachrul Razi telah menerbitkan surat edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang panduan pelaksanaan kegiatan keagamaan di rumah ibadah selama masa kenormalan baru atau new normal.

Terkait hal itu, Koordinator Publikasi Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Rusli Tan berterima kasih kepada menteri agama yang sudah memberi kemudahan kepada umat Buddha.

Namun, ia menegaskan umat Buddha lebih memilih sembahyang atau berdoa di rumah masing-masing daripada di rumah ibadah.

"Saya sangat setuju, menteri agama sudah sangat memberikan kemudahan bagi umat Buddha. Terima kasih banyak. Tapi umat Buddha lebih memilih tetap sembahyangnya di rumah," ujar Rusli, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (1/6/2020).

Rusli mengatakan rumah ibadah tak ubahnya tempat dimana umat belajar agama. Sehingga apabila memang umat Buddha sudah mampu bermeditasi dan membaca Parita Suci, maka tak perlu ke vihara di masa pandemi ini.

"Rumah ibadah itu cuma satu tempat untuk kita belajar agama sebenarnya. Kalau kita meditasi sudah bagus, sudah bisa baca Parita dengan baik, ya bisa baca aja di rumah," ungkapnya.

Di sisi lain, dia juga tidak mempermasalahkan apabila Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih diberlakukan. Pasalnya, kebijakan tersebut cenderung cocok dengan ajaran Buddha yang meminta umatnya untuk lebih banyak diam.

Berita Rekomendasi

"Nah Buddha itu mengajari kita lebih banyak berdiam, sebenarnya kalau saya bilang PSBB ini agak cocok, karena Buddha bilang kita jangan banyak bicara. Karena ketika kita bicara kan air liur kita kemana-mana," kata dia.

Rusli menekankan yang terpenting bagi umat Buddha adalah berbuat banyak kebajikan. Berbuat kebajikan secara sederhana di tengah pandemi Covid-19, kata dia, dapat diwujudkan dengan disiplin menggunakan masker.

"Nggak apa-apa (tidak ke rumah ibadah), yang penting berbuat kebajikan secara sederhana seperti ingat pakai masker. Bila perlu kalau selalu bawa masker dua di kantong. Takut lupa atau tertinggal kan," jelasnya.

"Jadi semua orang harus berbuat kebajikan dengan pakai masker. Umat-umat Buddha sangat penting berbuat kebajikan ini. Kita cinta bangsa ini, cinta negara ini. Disiplin pakai masker itu adalah kebajikan yang paling mudah," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Agama Fachrul Razi menerbitkan surat edaran tentang Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah Dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid di Masa Pandemi.

Surat edaran bernomor 15 Tahun 2020 ini panduan pelaksanaan kegiatan keagamaan di rumah ibadah selama masa kenormalan baru atau New Normal.

"Dalam rangka mendukung personalisasi rumah ibadah pada masa pandemi corona, perlu dilakukan pengaturan kegiatan di rumah ibadah melalui adaptasi kegiatan keagamaan," ujar Fachrul di Kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (30/5/2020).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas