Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penelitian Baru di China, Obat Tekanan Darah Tinggi Lindungi Tertular Covid-19

Menurut penelitian di China, obat tekanan darah tinggi membantu melindungi warga tertular Covid-19.

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Penelitian Baru di China, Obat Tekanan Darah Tinggi Lindungi Tertular Covid-19
EPA-Efe/STR
Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020. 

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini penelitian baru terhadap obat corona atau Covid-19 terungkap di China.

Menurut penelitian di China, obat tekanan darah tinggi membantu melindungi warga tertular Covid-19.

Foto dari udara menunjukkan laboratorium BSL-4 di Institut Virologi Wuhan di Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina pada 17 April 2020. Laboratorium epidemiologi P4 dibangun bekerja sama dengan perusahaan bio-industri Prancis Institut Merieux dan Akademi Ilmu Pengetahuan China . Fasilitas ini adalah di antara segelintir laboratorium di seluruh dunia yang dibuka untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) - virus berbahaya yang berisiko tinggi penularan dari orang ke orang.
Foto dari udara menunjukkan laboratorium BSL-4 di Institut Virologi Wuhan di Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina pada 17 April 2020. Laboratorium epidemiologi P4 dibangun bekerja sama dengan perusahaan bio-industri Prancis Institut Merieux dan Akademi Ilmu Pengetahuan China . Fasilitas ini adalah di antara segelintir laboratorium di seluruh dunia yang dibuka untuk menangani patogen Kelas 4 (P4) - virus berbahaya yang berisiko tinggi penularan dari orang ke orang. (Hector RETAMAL / AFP)

Dikutip dari CNA, secara keseluruhan, pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko kematian dua kali lipat.

Lalu lebih mungkin membutuhkan ventilasi mekanis untuk membantu mereka bernapas daripada mereka yang tidak hipertensi.

Demikian berdasar faktor risiko yang diketahui menurut para peneliti yang dilaporkan pada Kamis (4/6/2020) di European Heart Journal.

Baca: Gaya Thailand Menjajakan Makanan saat Pandemi Covid-19, Meja Bersekat hingga Tongkat Uang

Dituliskan bahwa pasien yang menggunakan segala jenis obat untuk mengendalikan tekanan darah mereka memiliki risiko kematian yang lebih rendah secara signifikan dari Covid-19 daripada mereka yang tidak dirawat karena hipertensi.

Hal itu ditentukan melalui penelitian terhadap hampir 2.900 pasien yang dirawat di bulan Februari dan Maret di Rumah Sakit Huo Shen Shan di Wuhan, China.

Berita Rekomendasi

Dengan mengumpulkan data dari studi sebelumnya, tim peneliti juga menemukan obat tekanan darah dari kelas yang dikenal sebagai ACE inhibitor dan ARB khususnya mungkin terkait dengan risiko kematian yang lebih rendah dari Covid-19.

Beberapa makalah telah menyarankan obat dapat meningkatkan kerentanan Covid-19.

"Kami cukup terkejut bahwa hasil ini tidak mendukung hipotesis awal kami; pada kenyataannya, hasilnya berada di arah yang berlawanan, dengan tren yang mendukung ACE inhibitor dan ARB," kata rekan penulis Fei Li dari Rumah Sakit di China.

Bukti sejauh ini berasal dari penelitian observasional daripada uji coba secara acak.

"Kami menyarankan bahwa pasien tidak boleh menghentikan atau mengubah pengobatan antihipertensi biasa mereka kecuali diinstruksikan oleh dokter", kata Li.

American College of Cardiology, American Heart Association dan Heart Failure Society of America merekomendasikan pasien untuk melanjutkan obat hipertensi yang diresepkan untuk mereka.

Hasilnya, kemungkinan bahwa obat-obatan ini dapat dipelajari sebagai pengobatan untuk Covid-19.

WHO Setop Uji Obat Malaria untuk Pasien Covid-19

Pernah diberitakan Tribunnews.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan pengujian obat malaria hidroksilorokuin bagi pasien infeksi virus corona (Covid-19).

Pengentian ini diambil karena kekhawatiran akan aspek keselamatan.

Baru-baru ini studi medis melaporkan, obat itu dapat meningkatkan risiko pasien meninggal akibat Covid-19.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (25/5/2020) waktu setempat.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku rutin mengonsumsi obat malaria hidroksilorokuin guna mencegah tertular Covid-19.

"Hentikan sementara pengujian hidroksilorokuin," ujar Tedros, seperti dilansir dari Channel News Asia dan Reuters, Selasa (26/5/2020).

WHO sebelumnya merekomendasikan penggunaan hidroksilorokuin untuk mengobati atau mencegah infeksi corona, kecuali sebagai bagian dari uji klinis.

Baca: Gubernur Sumbar Minta Perpanjang Aturan Larangan Mudik, Ini Alasannya

Sebelumnya Presiden Trump mengaku telah rutin mengonsumsi obat malaria hidroksilorokuin guna mencegah tertular Covid-19.

Pengakuan itu diucapkannya pada Senin (18/5/2020), meski pemerintahannya sudah menyatakan hidroksiklorokuin tidak cocok untuk mengobati virus corona.

Trump yang sudah dites Covid-19 dan tanpa gejala mengatakan, ia telah rutin meminum obat itu "selama sekitar 1,5 minggu."

Baca: Anggota Komisi III DPR RI Apresiasi Kapolda Jatim soal Kampung Tangguh Covid-19

"Saya minum satu pil setiap hari," katanya dikutip dari AFP, seraya menambahkan konsumsi itu dilakukannya sebagai tindakan pencegahan.

Presiden ke-45 AS itu terus mempromosikan hidroksiklorokuin, walaupun banyak dokter berpikir itu tidak manjur untuk pasien virus corona dan regulator pemerintah AS mengatakan "belum terbukti aman".

Pernyataan Trump tentang konsumsi hidroksiklorokuin ini datang tiba-tiba.

"Anda akan terkejut melihat banyaknya orang yang meminumnya, terutama para pekerja di garis depan sebelum Anda mengetahuinya."

"Para pekerja di garis depan - banyak, banyak yang meminumnya. Kebetulan saya juga meminumnya, saya juga meminumnya," ucap Trump kepada para wartawan saat menghadiri pertemuan di Gedung Putih saat membicarakan industri restoran yang kesulitan.

"Saya meminumnya, hidroklorokuin, sekarang. Ya, beberapa minggu yang lalu, saya mulai meminumnya," ujar Trump.

Trump mengklaim penggunaan obat itu disetujui oleh dokter Gedung Putih.

Namun, ia bersikeras bahwa dirinyalah yang lebih dulu mengonsumsi obat itu, bukan dokternya.

"Saya minum pilnya setiap hari. Pada saatnya nanti saya akan berhenti," jelas suami Melania Trump tersebut. (Reuters/Channel News Asia/AFP)

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas